• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Setiap Tahun 10 Ribu Balita Indonesia Mati Karena Rotavirus

Setiap Tahun 10 Ribu Balita Indonesia Mati Karena Rotavirus

  • 03 Maret 2008, 12:28 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 5282

Yogya, KU

Setiap tahun sekitar 610 ribu anak di seluruh dunia meninggal karena serangan rotavirus. Di Indonesia sendiri diperkirakan 10 ribu yang meninggal akibat virus tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Prof. Dr. Yati Sunarto, Direktur Pusat Clinical Epidemiologi dan Biostatika dari Fakultas Kedokteran UGM, Senin (3/3) kepada wartawan dalam rangka sosilisasi Symposium dan Workshop ‘Diare Rotavirus di Indonesia:Tantangan dan Harapan’.

“Sekitar 54% dari seluruh kasus diare diakibatkan oleh virus ini, 14% oleh bakteri dan sisanya karena penyabab tidak dikenal yang biasanya terjadi di luar usus,” ujarnya.

Menurut Yati, penemuan ini berdasarkan dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh 6 rumah sakit di Indonesia, yakni RS Ciptomangunkusumo Jakarta, RS Moh Hussein Palembang, RS Hasan Sadikin Bandung, RS Sanglah Denpasar, RS Mataram dan RS Sardjito Yogyakarta. Penelitian itu baru kita review untuk kita publikasikan Journal of Inferctions Diseases.

Lebih lanjut dikatakan Yati, penelitian tersebut juga menunjukkan, serangan rotavirus ini biasa terjadi pada anak di bawah lima tahun. “Namun, anak-anak yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif hingga enam bulan ternyata memiliki kekebalan yang lebih terhadap virus yang berasal dari tinja tersebut,” tegasnya seraya menambahkan hendaknya para ibu selalu memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Menurut Yati, rotavirus berasal dari tinja yang kemudian masuk ke tubuh melalui oral. Hal ini terjadi misalnya ketika orang tua yang tangannya terkontaminasi rotavirus memberi makanan pada anak. Selain itu penularan juga bisa terjadi dengan kontak langsung dengan orang yang terjangkit rotavirus.

“Ada juga pendapat yang mengatakan penularan melalui udara. Tetapi itu masih diperdebatkan,” tambahnya.

Dikatakan Yati, diare akibat Rotavirus menyebabkan anak mengalami muntah tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan diare yang disebabkan bakteri. Sehingga, cairan semakin cepat berkurang dan menjadikan anak dalam kondisi akut.

“Bahkan pemberian oralit tidak efektif karena cairan yang keluar terlalu banyak dan cepat. Pemberian antibiotic juga tidak ada gunanya karena virus tidak mati oleh antibiotik,” tambahnya.

Diakui Yati, menangani pasien yang terkena rotavirus ini masih cukup sulit, karena terbatasnya vaksin di dunia. Bahkan di Indonesia sampai saat ini belum ada vaksin sama sekali. Diungkapkan, di dunia tercatat baru tiga kali ada temuan vaksin Rotavirus. Vaksin pertama ditemukan pada 1998 yang bernama bovine. Namun vaksin itu kemudian ditarik karena ada kasus 1 dari 10 ribu bayi yang mendapat vaksin tersebut mengalami ganguan penyumbatan usus. Baru pada 2006 lalu dua vaksin rotavirus resmi dikeluarkan yakni Rotarix dan Rotateq yang sejauh ini belum ditemukan efek sampingnya.

“Kedua vaksin itu belum beredar di Indonesia karena implementasi vaksin baru dalam suatu program nasional tidaklah mudah,” ujar Yati.

Toh begitu, Indonesia saat ini tengah mengembangkan vaksin RV3 dengan bekerjasama dengan Melbourne University, UGM dan Bio Farma. Diharapkan vaksin ini bisa segera berhasil dibuat agar penanggulangan rotavirus bisa lebih mudah dilakukan.

Di Indonesia sendiri, rotavirus pertama kali ditemukan Yati pada sekitar 1973 dengan empat jenis yakni G1, G2,G3, dan G4. Namun pada tahun 2000 ditemukan jenis baru yang diberi nama G5.

“Untungnya Rotavirus di Indonesia sama dengan rotavirus di seluruh dunia sehingga penangannya tidak berbeda,” katanya lagi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • UGM Kembangkan Vaksin Rotavirus Baru

    Thursday,22 February 2018 - 15:58
  • Diare Rotavirus Masih Menjadi Penyebab Kematian Tertinggi Balita

    Thursday,30 July 2015 - 8:18
  • Mahasiswa FK UGM Juara 1 Kompetisi Ilmiah Nasional 2017

    Tuesday,17 October 2017 - 14:09
  • Prof. Yati. Soenarto Terima Penghargaan Bakrie Award 2010

    Tuesday,17 August 2010 - 9:27
  • Sambut Hari Pahlawan FOI dan FTP UGM Luncurkan Aksi Ikan Untuk Anak

    Wednesday,11 November 2020 - 13:22

Rilis Berita

  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual