Korps Mahasiswa Komunikasi (KOMAKO) Fisipol UGM kembali menggelar Festival Ajisaka UGM tahun 2019. Kompetisi tahunan di bidang komunikasi ini mendapat dukungan penuh dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fisipol UGM, dan dipenyelenggaraan ketujuh menghadirkan 5 mata lomba utama, yaitu periklanan (Sadewa), jurnalistik (Arjuna), film (Kresna), hubungan masyarakat (Prahasta) dan penelitian komunikasi (Nakula).
Lisa Lindawati, S.IP., MA dosen Departemen Komunikasi Fisipol UGM mengatakan gelaran festival Ajisaka merupakan ruang belajar yang cukup strategis untuk mahasiswa-mahasiswa Departemen Komunikasi UGM dan lainnya untuk berkompetisi dan saling belajar. Menurutnya ruang belajar di kelas belum cukup untuk memberi pengalaman riil pada mahasiswa terkait perkembangan industri di luar.
“Karenanya kita mensuport Ajisaka sebagai ruang belajar, kolaborasi, sebagai ruang bertemunya insan-insan kreatif dari teman-teman Komunikasi seluruh Indonesia”, katanya, di Fisipol UGM, Jum’at (25/10).
M. Hafidullah dari Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) sebagai mitra dalam gelaran Ajisaka tahun ini menyatakan banyak kompetisi sejenis digelar di Indonesia, tetapi Festival Ajisaka dinilainya yang paling tua. Selain itu, isu-isu yang diangkat senantiasa menarik dalam ranah best-practise yang mampu menghadirkan ide-ide kreatif.
“Saya kira dari berbagai kategori yang ditawarkan akan muncul ide-ide baru”, ujarnya.
Sementara itu, Nandipi Noval selaku Ketua Ajisaka menambahkan untuk tahun ini Fesival Ajisaka mengangkat tema Abhipraya Darani: Meluak Plastik yang berarti Harapan Bumi: Mengurangi Plastik. Tema ini diangkat mengingat persoalan sampah plastic menjadi ancaman serius di Indonesia.
Indonesia saat ini, kata dia, menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, padahal Indonesia sendiri menargetkan pengurangan sampah plastik hingga 75 persen di tahun 2025.
“Melalui tema ini, para Insan Kreatif diharapkan mampu menyampaikan pesan kepada masyarakat luas untuk mengatasi isu sampah plastik melalui beragam ide dan cara kreatif”, ujarnya.
Nandipi menyebut tiap tahunnya Festival Ajisaka mampu menarik lebih dari 600 peserta yang berasal dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Untuk tahun ini, selain kompetisi Festival Ajisaka UGM 2019 juga menghadirkan rangkaian talkshow, pop-up market, seminar, dan ekshibisi karya finalis.
Juan Daniel, ketua kompetisi Ajisaka menambahkan pendaftaran untuk kompetisi dibuka pada tanggal 14 September – 3 November 2019 dan terbuka untuk semua mahasiswa di seluruh Indonesia. Tercatat hingga saat ini sebanyak 180 peserta telah mendaftar.
Disebutnya Festival Ajisaka menjadi arena bagi insan kreatif untuk mengecap bagaimana industri komunikasi saat ini. Dengan semakin beragamnya manifestasi kreatifitas dalam praktik komunikasi, festival ini mencoba menghantarkan lanskap yang sesungguhnya bagi insan kreatif berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat ditempuh ketika nanti terjun ke dalam dinamika dunia komunikasi.
“Di tahun ketujuh penyelenggaraan, kompetisi Ajisaka memiliki 5 cabang mata lomba dengan total hingga 18 kategori spesifik”, ucapnya.
Kegiatan festival Ajisaka UGM 2019 resmi dibuka dengan ditandai penyelenggaraan Talkshow dengan judul Environmentalk. Talkshow Environmentalk menghadirkan dua narasumber Dila Hadju, Founder @tumbuhijaurban dan Fano Alfian sebagai Co-Founder Alish Power Co. (Humas UGM/ Agung)