Hasil asessment yang dilakukan Food Agriculture Assosiations (FAO) terhadap petani yang terkena gempa (27/5) di DIY dan Jateng menunjukkan ribuan infrastruktur dan alat-alat pertanian rusak akibat bencana gempa.
Terhadap kerusakan akibat gempa tersebut, para petani di DIY dan Jateng pada musim hujan mendatang (bulan Oktober 2006 – red) akan menerima bantuan untuk pemulihan sektor pertanian sebesar 70 US Dollar per hektar.
Demikian pernyataan Direktur Jendral Tanaman Pangan Departemen Pertanian Dr Sutarto menjelaskan hasil seminar “Earthquake Assesment on Agriculture Sector†hari Kamis (20/7) di ruang sidang Fakultas Pertanian UGM.
Kata dia, bantuan tersebut berasal dari pemerintah sebesar Rp 5 milyar dan bantuan donatur yang dikumpulkan FAO sebesar 700 ribu US Dollar.
“700 ribu US Dollar tersebut, 200 ribu US Dollar berasal dari pemerintah Jepang dan sisanya 500 ribu US Dollar merupakan dana yang dihimpun FAO dan bantuan kepada petani tersebut nantinya melalui kelompok-kelompok taniâ€, ujar Sutarto.
Diakui Sutarto, FAO merupakan partner Departemen Pertanian dalam menangani kejadian-kejadian luar biasa. Termasuk kejadian bencana alam. Data FAO menunjukkan terdapat 27 ribu hektar lahan pertanian tidak tergarap secara maksimal. Akibat terkena gempa tersebut, banyak petani lebih memilih memperbaiki rumah. Sementara jumlah petani yang terkena gempa ini sekitar 100 ribu orang.
“Maka dari itu yang diberi adalah petani yang pada musim penghujan nanti harus bisa melakukan usaha tani. Bantuan diberikan dalam bentuk alat-alat pertanian, cangkul, sabit, traktor, pompa air, pupuk dan lain-lainâ€, tandas Ketua Satuan Bencana Alam Departemen Pertanian RI.
Sejumlah pejabat FAO hadir dalam acara ini antara lain Dr Ageng Herianto (FAO National Team Leader for Earthquake), Dr Shin Imei (FAO Coordinator Asia Untuk Food Security Program) dan Mon Ho So (FAO Representative Indonesia). (Humas UGM)