• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Ketimpangan Antar Wilayah Masih Jadi Tantangan Pembangunan Nasional

Ketimpangan Antar Wilayah Masih Jadi Tantangan Pembangunan Nasional

  • 04 November 2019, 10:52 WIB
  • Oleh: Ika
  • 26031
Ketimpangan Antar Wilayah Masih Menjadi Tantangan Pembangunan Nasional

Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Uke Muhammad Hussein, menyebutkan prioritas pembangunan nasional saat ini berfokus pada upaya mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjanjangan dan menjamin pemerataan.

“Penurunan ketimpangan antar wilayah menjadi salah satu isu strategis yang menjadi prioritas pembangunan nasional,” jelasnya, Sabtu (2/11) di Fakultas Geografi UGM.

Hadir sebagai pembicara kunci dalam Seminar Nasional Geografi III bertema Peran Keilmuan Geografi Dalam Agenda Pembangunan Nasional 2019-2024, Uke menyampaikan bahwa ketimpangan ekonomi masih menjadi tantangan bagi Indonesia. Angka ketimpangan antar wilayah masih sangat tinggi. Kemiskinan di kawasan timur Indonesia sebesar 18,01 persen, kawasan barat Indonesia 10,33 persen, dan perkotaan 7,02 persen. Sementara ketimpangan pendapatan perdesaan 0,324 dan perkotaan 0,4.

Isu strategis lainnya adalah penguatan pusat pertumbuhan wilayah. Uke mengatakan upaya penguatan pusat pertumbuhan wilayah sangat dibutuhkan mengingat tingkat keberhasilan pusat pertumbuhan baru yang rendah yakni 6 dari 12 kawasan ekonomi khusus (KEK), 4 dari 14 kawasan Industri (KI), 2 dari 4 kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (KPBPB), serta 10 destinasi wisata.

“Konektivitas dari dan menuju pusat-pusat pertumbuhan masih lemah ditambah dengan kawasan strategis kabupaten yang belum berkembang,” tuturnya.

Pengelolaan urbanisasi juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Penduduk perkotaan diperkirakan akan mencapai 60 persen dan bonus demografi tahun 2030. Sementara kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional masih rendah.

“Di Indonesia 1 persenurbanisasi hanya menghasilkan 4 persen PDB, sementara di India menghasilkan 13 persen PDB,”jelasnya.

Uke menambahkan pemanfaatan ruang juga menyisakan persoalan yang masih belum diselesaikan. Konflik ruang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Terdapat 15.525 kasus yang terjadi selama periode 2015-2018. Tak hanya itu, sekitar 20.000 desa dalam kawasan hutan dan perkebunan besar tidak dapat melaksanakan kewenangannya terutama untuk pembangunan infrastruktur.

Persoalan pemanfaatan ruang lain adalah  kejadian bencana akibat pemanfaatan ruang yang belum sesuai semakin meningkat. Setidaknya ada 20.000 kasus banjir, longsor, kebakaran hutan dan lainnya. 

“Isu strategis lainnya adalah terkait dengan pemenuhan pelayanan dasar dan peningkatan daya saing  daerah,”imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut Uke turut menyampaikan tentang peranan geografi dalam perencanaan pembangunan. Keilmuan geografi berperan dalam menyajikan data ataupun infromasi dalam bentuk spasial. Selanjutnya melakukan analisis dengan menggunakan metodologi keruangan. Selain itu, juga mengelola data dan informasi spasial meliputi memproduksi, mengumpulkan, menganalisis, menyimpan, dan memutakhirkan.

Kendati begitu, terdapat sejumlah masalah dan tantangan yang dihadapi salah satunya adalah keterbatasan data spasial, seperti data dasar, tematik, dan skala. Untuk mengatasi persoalan itu dia mengatakan perlunya pengembangan metode alternatif yang memenuhi standar akurasi.

Permasalahan lainnya adalah keterbatasan sumber daya manusia baik produsen dan pengguna. Kuantitas, kualitas, serta persebaran sumber daya yang belum merata menjadikan pengembangan kemitraan antar berbagai pemangku kepentingan perlu diupayakan.

“Keterbatasan teknologi informasi, infrastruktur jaringan teknologi yang mahal juga masih jadi masalah yang dihadapai. Oleh sebab itu, menjadi tantangan kedepan untuk mengembangkan teknologi tepat guna,” terangnya. (Humas UGM/Ika)

 

 

 

 

Berita Terkait

  • HUT Ke-67 RI : Jati Diri UGM Untuk Atasi Ketimpangan Sosial

    Friday,17 August 2012 - 9:33
  • 27 Daerah Perbatasan Masih Tertinggal

    Monday,04 April 2011 - 7:21
  • Pembangunan Berkelanjutan Efektif Tekan Kesenjangan Wilayah

    Monday,04 September 2017 - 21:22
  • Jakarta Teramat Padat, Kantor Kementerian dan Lembaga Diusulkan Pindah ke Provinsi

    Thursday,20 August 2015 - 14:35
  • Kinerja Birokrasi Dorong Pertumbuhan Industri Manufaktur Jawa Tengah

    Wednesday,10 July 2013 - 8:46

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual