• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Mantan Teroris Ajak Generasi Milenial Jauhi Radikalisme dan Terorisme

Mantan Teroris Ajak Generasi Milenial Jauhi Radikalisme dan Terorisme

  • 05 November 2019, 14:31 WIB
  • Oleh: Ika
  • 3026
 Mantan Teroris Ajak Generasi Milenial Jauhi Radikalisme dan Terorisme

Mantan teroris, Machmudi Haryono alias Yusuf Adirima, mengajak generasi muda atau milenial untuk tidak terjerumus dalam radikalisme dan terorisme.

“Saya berharap agar Adik-adik semua tidak mudah terjebak paham radikalisme ,” tegasnya, Selasa (5/11) di Grha Sabha Pramana UGM.

Hadir sebagai salah satu pembicara dalam Kuliah Umum bertajuk Pencegahan Radikalisme dan Penguatan Identitas Bangsa di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan Fakultas Filsafat UGM, Yusuf menyampaikan pesan agar para mahasiswa dalam memahami sesuatu dilakukan secara komperehensif.

“Kalau ada satu pemahaman cobalah belajar dengan pembanding yang lain seperti apa agar tidak terjebak dengan itu-itu saja,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, dia membeberkan pengalamannya saat masih terjebak dalam pusaran radikalisme puluhan tahun lalu. Yusuf mengungkapkan pernah bergabung dalam kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dan mujahidin Moro Islamic Liberation Front (Filipina). Perang Bosnia menjadi salah satu pemicu pria ini untuk menjadi jihadis.

“Dari Perang Bosnia, saya lihat videonya, jadi ingin tahu lebih jauh kenapa ada konflik dan muncul rasa simpati kenapa itu bisa terjadi,” jelasnya

Yusuf kemudian berhasil ditangkap pada tahun 2003 dan divonis 10 tahun penjara karena terlibat terorisme. Saat ini dia telah bertobat dan aktif membantu pemerintah dalam menyuarakan perdamaian dan anti terhadap radikalisme serta terorisme.  

Selain Yusuf dalam Kuliah Umum tersebut menghadirkan korban terorisme ledakan bon di Hotel JW Marriot Jakarta 2003 yakni Febby Firmansyah Isran, serta motivator Dr. H.C. Ary Ginanjar.

Febby mengaku masih belum bisa melupakan tragedi kelam yang menimpanya. Akibat ledakan bom itu, tubuh Febby mengalami luka bakar hingga 45  persen. Dia pun harus menjalani serangkaian operasi untuk memulihkan luka.

“Akibat tragedi bom itu saya hampir gagal menikah, mengalami trauma psikologis dan menghabiskan waktu yang lama untuk penyembuhan fisik dan mental,” jelasnya.

Meskipun sudah 16 tahun berlalu, rasa taruma masih sulit hilang hingga kini. Febby mengatakan untuk menyembuhkan trauma tidak bisa dilakukan dengan mudah. Saat itu dia rutin mengikuti sesi konseling psikologis untuk memulihkan kesehatan mentalnya.

Rasa dendam sempat menghinggapi Febby pada para pelaku terorisme. Namun, perasaan itu justru tidak membuatnya semakin membaik. Akhirnya ia berusaha memaafkan para pelaku.

“Saya bersyukur dan berusaha untuk lebih bersyukur karena masih dikasih kesempatan hidup kedua,” katanya.

Sementara Ary Ginanjar menyampaikan bahwa paham radikalisme masuk melalui sesuatu yang diimpikan manusia. Terjadi ketika tidak ada keselarasan antara dimensi spiritual, emosional, dan intelektual.

Paham ini, kata dia,  bisa masuk melalui tujuh pintu utama. Tujuh pintu itu adalah kepastian uang, mencari tantangan, eksistensi diri, relasi dan cinta, perkembangan, kontribusi, dan arti kehidupan.

“Ada lima jurus penangkal radikalisme,” terangnya.

Kelima jurus itu adalah mewaspadai tujuh pintu masuk radikalisme, memahmai ilmu doktrinasi, dan menyeimbangkan dimensi intelektual, emosional, serta spriritual. Selain itu, juga penanaman nilai-nilai Pancasila dan membangun afirmasi cinta Indonesia. (Humas UGM/Ika)

 

Berita Terkait

  • Mobilisasi Ideologi Ekstrem Tumbuhkan Generasi Teroris

    Thursday,15 December 2011 - 18:04
  • Mantan Hakim Agung Djoko Sarwoko Raih Doktor di UGM

    Tuesday,25 April 2017 - 16:26
  • Perangi Terorisme Kedepankan Strategi Deradikalisasi

    Monday,28 February 2011 - 16:08
  • Kepala BNPT Ajak Mahasiswa UGM Jauhi Paham Radikal

    Tuesday,25 September 2018 - 15:32
  • Atasi Terorisme Harus dengan Pendekatan Multidisipliner

    Friday,11 September 2009 - 8:28

Rilis Berita

  • Masyarakat Lombok Utara Apresiasi KKN Kolaborasi UGM 28 January 2023
    Masyarakat memberikan apresiasi pelaksanaan KKN Kolaborasi yang dirintis oleh Universitas Gadjah
    Satria
  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual