UGM menjadi tuan rumah penyelenggaraan ASEA-UNINET Coordination Meeting yang diselenggarakan Rabu (20/11). Pertemuan ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai perguruan tinggi yang mendiskusikan berbagai praktik kolaborasi di antara anggota ASEA-UNINET yang tengah berlangsung serta peluang untuk mengembangkan kerja sama ini di waktu mendatang.
“Kami sangat senang jika lebih banyak perguruan tinggi yang bisa bergabung,” ucap Prof. A Min Tjoa selaku Coordinator for Technology, Innovation and Sustainability Projects for Europe.
ASEA-UNINET sendiri merupakan jaringan perguruan tinggi yang terdiri atas perguruan tinggi di Eropa dan Asia Tenggara yang memiliki tujuan untuk mempromosikan internasionalisasi pendidikan dan riset yang berkelanjutan.
Didirikan pada tahun 1994 oleh sejumlah perguruan tinggi dari Austria, Indonesia, Thailand, dan Vietnam, hari ini ASEA-UNINET memiliki lebih dari 80 perguruan tinggi anggota dari 18 negara.
Kerja sama di dalam ASEA-UNINET, terangnya, memiliki beragam keuntungan di antaranya membangun dan memperdalam relasi akademik di antara para anggota, serta mempromosikan kerja sama antara kawasan ekonomi Eropa dan ASEAN.
“ASEA-UNINET adalah sebuah forum untuk bertukar ide dan pendapat di area sains, teknologi, dan inovasi dengan tujuan membentuk masa depan untuk mencapai UN Sustainable Development Goals,” terangnya.
Pada kesempatan ini, ia memberikan presentasi berjudul “Strategic Programs and New Scheme of Funding 2020 and Beyond”.
Setiap tahunnya, lebih dari 100 proyek riset bilateral dan multilateral dilakukan. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir telah dibentuk laboratorium riset gabungan untuk berbagai area studi serta beasiswa doktoral, di samping kegiatan workshop, konferensi, summer school, serta berbagai networking events yang diadakan secara reguler.
Perguruan tinggi di Indonesia dan Austria, ujarnya, memiliki kerja sama yang telah terjalin untuk waktu yang lama sehingga terdapat banyak warga Indonesia yang mengenyam pendidikan di Austria, begitu pula sebaliknya.
Untuk mempererat kedekatan antara kedua negara, menurutnya, bisa dibentuk organisasi persahabatan Indonesia-Austria yang di Indonesia diawali dari UGM dan kemudian dapat berkembang hingga ke kota-kota lain di Indonesia.
“Di Austria sudah ada komunitas persahabatan ini. Jadi, kita bisa bekerja sama dalam hal lain, tidak hanya sains, tetapi juga dalam hal budaya. UGM bisa mengawali inisiatif ini dan nantinya bisa menjalar ke Jakarta atau Surabaya,” ucap Tjoa. (Humas UGM/Gloria)