Tingginya angka Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Data WHO (2018) menunjukkan bahwa sekitar 73 persen PTM menyumbang kematian di Indonesia. Kasus tertinggi ditempati penyakit jantung 35 persen posisi kedua adalah kanker 12 persen. Sementara itu, kematian karena penyakit menular, kematian ibu dan bayi, dan masalah gizi sekitar 21 persen.
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM sebagai institusi pendidikan yang bergerak di bidang kesehatan di bawah program Health Promoting University (HPU) menunjukkan komitmen mewujudkan kampus sehat dengan meluncurkan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) ‘SEHATI’ (Sejahtera Aktif dan Bermutu Tinggi), Jumat (22/11) lalu.
Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes. dari FKKMK melihat tingginya tingkat kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) menginisiasi FK-KMK UGM untuk turut menyukseskan program literasi kesehatan bagi seluruh sivitas akademika, mulai dari kemampuan mengakses informasi, memahami, dan mengambil keputusan kesehatan untuk hidup sehat.
“Kegiatan Posbindu SEHATI dikelola oleh karyawan maupun tenaga kependidikan FK-KMK UGM berupaya memonitor dan mendeteksi dini faktor risiko PTM,”kata Supriyati.
Tujuan kegiatan Posbindu SEHATI ini adalah untuk meningkatkan peran serta sivitas akademika FK-KMK UGM dalam upaya pencegahan dan deteksi dini faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Sasaran Posbindu cukup luas yakni mulai dari masyarakat berusia 15 tahun ke atas.
Posbindu secara umum memiliki 5 meja pelayanan. Salah satu kekhasan Posbindu SEHATI FK-KMK UGM adalah adanya ketersediaan konsultasi aktivitas fisik dan pola makanan/gizi kesehatan.
“Perilaku hidup sehat sejatinya harus dimulai untuk kualitas kesehatan lebih baik. Salah satu yang sulit untuk diubah adalah perilaku. Oleh karenanya melalui program Posbindu SEHATI ini, FK-KMK UGM melakukan upaya rekayasa sosial untuk mengubah perilaku hidup sehat sivitas akademika dengan monitoring faktor risiko dan menggiatkan upaya literasi kesehatan,”papar Supriyati. (Humas UGM/Satria)