Keluarga Alumni Gadjah Mada menyelenggarakan Week of Art, Architecture + Urbanism (WA+U), festival 8 hari yang diinisiasi sebagai medium alternatif untuk mendukung ekosistem kreatif di Indonesia.
Diselenggarakan di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, rangkaian kegiatan WA+U diawali dengan diskusi panel bertema “Urgensi dan Kesiapan Pemindahan Ibu Kota Negara” yang mengulas isu pembangunan Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru dari berbagai sudut pandang, mulai dari urban planning dan desain, pembangunan infrastruktur, konektivitas transportasi, dan arsitektur.
“Ini bukan rencana yang mudah. Masih ada arah panjang yang harus dibangun,” ucap pakar pembangunan lingkungan UGM, Ikaputra.
Kemungkinan serta urgensi kepindahan ibu kota negara telah menjadi perdebatan yang panas sejak pengumuman resminya oleh Presiden Joko Widodo. Untuk itu, diskusi ini menghadirkan pihak-pihak yang bersinggungan dengan rencana tersebut termasuk para pembuat kebijakan.
Di samping Ikaputra, pembicara yang hadir adalah Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiaji, Direktur Pengembangan ITDC, Edwin Setiawan, serta Adi Purnomo.
Salah satu hal yang dibahas dalam diskusi ini adalah terkait sayembara gagasan desain kawasan IKN yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan diikuti sekitar 750 peserta. Ikaputra selaku salah satu juri menuturkan bahwa sayembara ini menjadi salah satu cara untuk melibatkan masyarakat di dalam rencana pemindahan ibu kota.
“Dengan sayembara semua orang merasa memiliki,” ungkapnya.
Budi Setiaji yang hadir mewakili Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan bahwa salah satu faktor yang menunjukkan urgensi pemindahan ibu kota adalah persoalan kemacetan di Jakarta.
Karena itu, dalam pembangunan ibu kota baru nantinya, fokus pemerintah salah satunya adalah mewujudkan pembangunan infrastruktur transportasi yang meliputi aspek konektivitas, modernisasi, dan integrasi antar moda transportasi.
“Untuk menekan biaya transportasi, fokus pembangunan infrastruktur untuk konektivitas antar wilayah, modernisasi sarana dan prasarana, serta integrasi antarmoda transportasi,” terangnya.
Ia menambahkan, pembangunan akan dimulai pada pusat kawasan yang kemudian akan dihubungkan dengan kawasan di luarnya. Di samping itu, kawasan ini nantinya juga akan dibangun dengan konsep ramah lingkungan.
“Konsepnya ramah lingkungan karena sekarang kota-kota di Indonesia kualitas udaranya mulai menurun. Nanti akan diperbanyak kendaraan listrik,” kata Budi. (Humas UGM/Gloria)