Sejak Gerakan Reformasi digulirkan dari kampus-kampus di tanah air, nampak berkembang kecenderungan untuk menafikan Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan dalam UU tentang Sistim Pendidikan Nasional tidak lagi mencantumkan ideologi negara sebagai salah satu landasan dari sistem pendidikan nasional.
Rektor UGM Prof Dr Sofian Effendi menyebut, akibat dari penghapusan ideologi negara tersebut tentu sangat mengkhawatirkan. Survei yang dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terhadap 81 PTN mengungkapkan, bahwa Pancasila tidak lagi tercantum dalam kurikulum mayoritas Perguruan Tinggi di Indonesia. Karenanya, proses “colonialization of the mind†secara tidak disadari kian marak.
“Dan pendidikan tinggi ‘salah asuhan’ berlangsung tanpa hambatan, serta menghasilkan lulusan yang lebih menghayati paradigma ilmu pengetahuan milik budaya bangsa lain, daripada ilmu pengetahuan yang berakar dari budaya bangsa sendiriâ€, ujar Rektor saat membuka Simposium Nasional Pengembangan Pancasila Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Nasional, hari Senin (14/8) di ruang Balai Senat UGM.
Kata Pak Sofian, dalam pengembangan Pancasila kampus harus selalu berada di baris depan, menjadi pelopor bagi bangsa lain dalam menghadapi gelombang globalisasi yang semakin besar dan semakin ditunggangi semangat neo-kapitalisme dan fundamentalisme pasar.
“Dalam menghadapi penjajahan dalam baju baru, dalam kata-kata Bung Karno kampus harus bangkit mengembangkan pemikiran-pemikiran untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar ontologis, epistemologis dan aksiologis dari ilmu pengetahuan yang kontekstual Indonesiaâ€, tandas Pak Sofian.
Sejalan dengan itu, menurut Pak Sofian kampus juga harus memelopori pemikiran-pemikiran untuk mengembangkan filsafat bangsa Indonesia tersebut sebagai paradigma pembangunan dan sebagai landasan etik pembangunan nasional.
Sebelum itu, turut memberi sambutan Prof Dr dr Sutaryo Sp(AK) selaku ketua panitia, Ketua LIPI Prof Dr Umar Anggara Jenie Apt, dan Gubernur Lemhanas Prof Dr Muladi SH
Acara yang diusung UGM, Kagama, LIPI dan Lemhanas menghadirkan keynotes speakers Prof Dr Teuku Jacob MD yang mengangkat judul “Menengok Kembali Pancasila: Sesudah 60 Tahun†dan Dr (HC) Ir Siswono Yudo Husodo “Pancasila: Jalan Menuju Negara Kesejahteraanâ€.
Selain itu, dalam acara yang berlangsung selama dua hari 14-15 Agustus 2006 dilakukan pula pemaparan hasil review buku “Pandangan Istana Atas Pancasila†dan hasil survei “Persepsi Generasi Muda Indonesia tentang Pancasila†oleh Tim peneliti Pusat Studi Pancasila UGM, serta sarasehan per kelompok tentang peran Pancasila kekinian menurut klaster: (i) Hukum dan Ham, (ii) Sosial Humaniora, (iii) Sains Teknologi, (iv) Pendidikan dan Kebudayaan, (v) Pertanian, (vi) Sosial Politik, (vii) Ekonomi dan (viii) Lingkungan Hidup (Humas UGM).