Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI, Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Ph.D., melakukan kunjungan lapangan ke Bengkel Ternak dan Center of Exccellence Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada di desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Rabu (18/12) sore. Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau fasilitas kandang budi daya sapi hasil kerja sama UGM dan PT Widodo Makmur Perkasa (WMP).
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA, IPU, Asean.Eng., dalam siaran pers yang dikirim Jumat (27/12) mengatakan kandang budi daya sapi dengan fasilitas lengkap berstandar industri dalam rangka riset bersama untuk memperbaiki kualitas ternak yang mengalami malnutrisi dan pertumbuhan buruk. “Kami telah menjalin kerja sama selama 20 tahun,” katanya.
Instalasi Bengkel ternak ini, menurut Ali Agus, menggunakan formula multifunctional feed additive yang mengandung mineral, vitamin immunomodulator dan ekstrak herbal. Salah satu produk hasil riset tersebut adalah pengembangan Lembu Gama.
“Lembu Gama merupakan breed komposit dari 3 jenis sapi yakni sapi Brahman yang adaptif untuk daerah tropis, sapi Belgian Blue yang bertubuh besar dan memiliki otot double muscle, dan sapi Wagyu yang dagingnya memiliki tenderness (lembut) yang baik dan juicy,” katanya.
Ia menyebutkan Lembu Gama sudah mencapai tahap triple komposit dengan populasi 28 ekor. Menurutnya, pejantan double komposit Belgian Blue cross tetuanya bisa mencapai bobot hampir 1 ton pada umur 36 bulan. Sementara pada umur 20 bulan beratnya 550 kg, ada yang hampir 600 kg. “Pejantannya, umur 31 bulan mencapai bobot 730 kg, atau 2 kali lipat berat sapi lokal,” dia menjelaskan.
Menurut Ali Agus, Menteri Bambang Brodjonegoro mendukung agar bengkel ternak ini juga menggandeng mitra peternak dan mitra swasta secara lebih luas untuk mengatasi masalah kekurusan dan pertumbuhan pada ternak.
Dalam kesempatan tersebut, kata Ali Agus, Kemenristek berencana membantu dalam pendanaan riset pengembangan sapi komposit Lembu Gama, melalui pengembangan F2 dan F3 dari kompositnya. Namun demikian, Menristek meminta agar UGM tidak hanya bekerja sama dengan WMP, namun juga bisa melibatkan lagi pelaku swasta lainnya. Supaya produksi daging sapi berkualitas ini bisa lebih besar, untuk mengurangi impor dan mempercepat pencapaian swasembada daging sapi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)