• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Winter Course FKKMK UGM Angkat Isu Kesehatan Mental

Winter Course FKKMK UGM Angkat Isu Kesehatan Mental

  • 14 Januari 2020, 15:43 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 3405
Winter Course FKKMK UGM Angkat Isu Kesehatan Mental

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM menyelenggarakan Winter Course on Interprofessional Health Care pada 13-24 Januari 2020. Pada gelaran winter course keempat ini, tema yang diusung adalah kesehatan mental di era milenial.

“Problem kesehatan mental menjadi problem besar yang kita hadapi saat ini. Masalah ini perlu ditangani bukan hanya di Rumah Sakit tetapi juga dari keluarga dan komunitas,” ucap Dekan FKKMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K), Selasa (14/1).

Data Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi orang gangguan jiwa berat meningkat dari 0,15 persen menjadi 0,18 persen.

Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun ke atas juga meningkat dari 6,1 persen pada tahun 2013 menjadi 9,8 persen pada 2018. Artinya, sekitar 12 juta penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas menderita depresi.

Kemajuan teknologi digital dan perkembangan media sosial kerap disebut sebagai salah satu penyebab meningkatnya angka kasus gangguan kesehatan mental, terutama berkaitan dengan kecanduan gawai. Salah satu narasumber dari University of Sydney, Prof. Hans Pols, mengungkapkan bahwa gawai sendiri bukan sesuatu yang berbahaya jika bisa digunakan secara benar.

“Gawai bisa menjadi sesuatu yang baik. Orang yang punya social anxiety, misalnya, mereka bisa saling mendukung karena mereka memiliki ponsel. Jadi, tergantung dari bagaimana itu digunakan,” ucapnya.

Salah satu isu di kalangan generasi muda yang menjadi perhatian banyak pihak adalah tingginya tingkat bunuh diri. Secara global, WHO menyebutkan bahwa lebih dari 800 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat bunuh diri atau sekitar 1 orang setiap 40 detik melakukan bunuh diri. Dalam banyak kasus, bunuh diri terjadi karena seseorang mengalami depresi.

“Kasus bunuh diri 60 persen terjadi karena depresi. Tapi seringnya orang tidak merasa kalau dia mengalami depresi,” kata Ketua Departemen Psikiatri FKKMK, Dr.dr. Carla R. Marchira, Sp.KJ(K).

Ia menambahkan, di tengah beredarnya berbagai macam informasi, termasuk informasi mengenai kesehatan mental sendiri, masyarakat perlu bijaksana dalam memilah setiap informasi dan tidak mudah percaya terhadap hal-hal yang didengar.

Informasi yang tidak akurat, menurutnya, justru akan menimbulkan masalah yang lebih serius. Ia pun mendorong masyarakat untuk berkonsultasi langsung dengan psikolog atau psikiater jika merasa mengalami masalah terkait kesehatan mental.

“Kalau malu untuk pergi ke psikolog, setidaknya bisa ke konselor. Carilah informasi yang paling akurat,” kata Carla.

Hal serupa juga disampaikan oleh Prof. Dr. Firdaus Mukhtar dari Universiti Putra Malaysia. Meski demikian, jumlah psikolog atau psikiater di Indonesia diakui masih sangat terbatas. Prof. Byron Good dari Harvard Medical School mengungkapkan bahwa jumlah psikolog dan psikiater di Indonesia jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan.

Untuk itu, menurutnya, perlu dipikirkan solusi untuk mencukupi kebutuhan tersebut, terutama di era saat ini.

“Kita perlu memikirkan bagaimana ada sistem yang bisa mengatasi semua ini,” ungkapnya. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • AKI di Indonesia Masih Tinggi

    Tuesday,08 January 2019 - 12:47
  • FKKMK UGM dan IKKESINDO Jalin Kerja Sama

    Wednesday,14 February 2018 - 9:53
  • Perlu Membangun Budaya Kesehatan Baru

    Monday,24 January 2022 - 21:45
  • Tim UGM Juara Fushion Innovative Contest 2019

    Thursday,17 October 2019 - 12:29
  • Stigma Buruk Gangguan Kesehatan Mental Hambat Pemulihan Pasien

    Wednesday,19 January 2022 - 9:20

Rilis Berita

  • Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, Pers Harus Independen 09 February 2023
    Kondisi saat ini memperlihatkan banyak persoalan yang sedang dialami insan pers. Terlebih menghad
    Agung
  • Psikolog UGM Bagikan Tips Atasi People Pleaser 09 February 2023
    People pleaser menjadi istilah yang kerap digunakan masyarakat untuk melabeli seseorang yang tida
    Ika
  • FH UGM Gelar Konferensi Internasional Soal Problem Hukum di Era Pasca Pandemi 09 February 2023
    Program Studi Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada menggelar konferensi intern
    Gusti
  • UGM Jamin Tidak Ada Mahasiswa Berhenti Kuliah Karena Persoalan Biaya 09 February 2023
    Universitas Gadjah Mada berkomitmen mendukung para mahasiswa untuk dapat menjalani perkuliahan hi
    Satria
  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual