• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pengamat UGM: Trump Dinilai Tidak Mengindahkan Diplomasi Multilateral

Pengamat UGM: Trump Dinilai Tidak Mengindahkan Diplomasi Multilateral

  • 14 Januari 2020, 15:57 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 2953
Konflik AS-Iran, Trump Dinilai Mengindahkan Diplomasi Multilateral

Hubungan Amerika Serikat dan Iran kian memanas pasca Serangan drone AS yang membunuh jenderal top Iran, Qasem Soleimani, di dekat Bandara Baghdad, Irak, pada Jumat 3 Januari lalu. Meski berbagai negara khawatir konflik tersebut bakal berujung peperangan terbuka, namun menurut pengamat hubungan internasional UGM, Yunizar Adiputera, M.A.,  kecil kemungkinan konflik tersebut berujung pada perang terbuka, sebab keduanya saling menarik diri. Namun, ia menyayangkan Presiden Donald Trump yang melakukan kebijakan dalam melakukan serangan tanpa melakukan diplomasi multilateral atau meminta persetujuan kongres Amerika dan hanya mengandalkan kekuasaan individual.

“Sulit dibenarkan secara hukum internasional, logika yang dibangun selama ini hanya bahwa ia (Jenderal Qasem) orang jahat atau teroris, sementara dalam hukum internasional serangan hanya bisa dilakukan atas dasar pembelaan diri (self defense) atau jika ada ancaman yang mendesak (imminent)," kata Yunizar kepada wartawan di kampus UGM, Selasa (14/1).

Kejadian konflik antara Iran dan AS ini menunjukkan gejala besar penyakit internasional bahwa pemimpin Amerika Serikat sekarang ini mengambil kebijakan secara individu dan cenderung bilateral. “Lebih cenderung merespons lewat bilateral tidak lagi lewat jalur PBB atau komunikasi multilatetal,” katanya.

Menurutnya, diplomasi lewat perundingan multilateral sangat penting dalam penyelesaian konflik bukan mengambil kebijakan sendiri dari sebuah negara besar. “Sebaiknya saat ini semua negara memastikan penyelesaian secara diplomatik dan multilatetal,” katanya.

Soal kemungkinan perang terbuka antara Iran dan AS, menurut Yunizar, kecil kemungkinan terjadi sebab Iran menyadari kekuatan militer mereka tidak bisa mengimbangi militer AS. Meskipun Iran memiliki hubungan yang baik dengan Rusia dan China, namun kedua negara tersebut tidak akan terlibat lebih jauh. Sementara dari pihak Amerika, menurutnya, publik Amerika tidak akan mendukung kebijakan perang Timur Tengah terulang kembali. “Publik Amerika juga tidak menginginkan perang Timur Tegah dan dukungan publik Amerika ke Trump juga tidak kuat,” paparnya.  

Sementara pengamat kebijakan luar negeri dari Fisipol UGM lainnya, Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, menuturkan negara seperti Inggris dan Perancis dinilai tidak akan terlibat dalam konflik Iran-AS tersebut. Sebab, hubungan diplomatik pemimpin negara Eropa tersebut dengan Donald Trump tidak sekuat pada era pemimpin Amerika sebelumnya.  “Di masa Trump, hubungan Amerika dengan Perancis dan Inggris tidak sekuat seperti dulu. Apalagi dengan Jerman terkait munculnya kasus AS menyadap percakapan telepon para pemimpin dunia sehingga mulai memunculkan ketidaksukaan dengan Trump,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson) 

Berita Terkait

  • Diplomasi dalam Pemberantasan Korupsi: Alat atau Ilusi?

    Tuesday,27 December 2011 - 11:57
  • Pengakuan Trump Atas Yerusalem Dinilai Melanggar Hukum Internasional

    Thursday,14 December 2017 - 14:35
  • Efek Kemenangan Donald Trump Masih Sulit Diketahui

    Thursday,17 November 2016 - 17:56
  • Pilpres AS dan Dampaknya terhadap Indonesia

    Saturday,07 November 2020 - 14:15
  • Mengkaji Diplomasi RI Tahun 1945 – 1949: Dosen FH UGM Raih Doktor

    Friday,24 August 2007 - 10:22

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual