• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • CRCS UGM Luncurkan Film Beta Mau Jumpa

CRCS UGM Luncurkan Film Beta Mau Jumpa

  • 24 Januari 2020, 16:16 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 5151
21 Tahun Konflik Ambon, CRCS UGM Luncurkan Film Beta Mau Jumpa

Dua puluh satu tahun pasca konflik Ambon yang menelan ribuan jiwa, perempuan dan anak muda menggalang perdamaian dan merajut hubungan kembali antara Kristen dan Muslim yang mengalami segregasi.

Kisah ini dikemas dalam sebuah film yang dirancang bagi para pendidik, jurnalis, pengambil kebijakan, serta masyarakat pada umumnya, melalui kolaborasi antara Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Sekolah Pascasarjana UGM, the Pardee School of Global Studies Boston University, dan WatchdoC Documentary dengan dukungan dari Henry Luce Foundation New York.

“Film ini mengingatkan kita bahwa perdamaian tidak terjadi dalam waktu semalam. Dibutuhkan usaha dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkannya,” ucap Dr. Diah Kusumaningrum, Kepala Prodi S1 Hubungan Internasional UGM, Jumat (24/1).

Sejak hari pertama konflik Ambon merebak, lanjut Diah, telah ada upaya perdamaian di antara warga. Film ini memunculkan cerita-cerita dari beberapa perempuan yang menggambarkan relasi mereka yang begitu dekat dengan tetangga mereka yang memiliki keyakinan berbeda.

“Tanggal 19 Januari 1999 diingat kebanyakan orang sebagai awal dari peristiwa konflik di Ambon. Tapi sebenarnya sejak hari itu juga warga Islam dan Kristen saling merengkuh satu dengan lainnya. Pada masa itu, warga yang beragama Islam menyembunyikan tetangga mereka yang Kristen untuk melindungi mereka agar tidak diserang, begitu juga sebaliknya,” paparnya.

Kisah para perempuan yang ditampilkan di dalam film Beta Mau Jumpa menunjukkan adanya rasa saling percaya yang telah lama terbangun di antara warga sehingga mereka terbiasa untuk menitipkan kunci rumah kepada tetangga mereka yang berbeda kepercayaan ketika mereka pulang ke kampung halaman dan para ibu akan menjaga anak dari tetangga mereka ketika sang orang tua harus bekerja hingga larut malam.

“Ketika seorang anak dititipkan, berarti tetangganya tersebut tidak hanya menjaga tetapi juga memberi makan. Jadi, ada ingatan dalam benak mereka, bahwa mereka bisa hidup hingga sekarang karena kebaikan tetangga mereka yang Kristen atau Muslim itu,” kata Diah.

Sejarah panjang kehidupan bersama para warga terlepas dari kepercayaan mereka menciptakan apa yang ia sebut sebagai memori perdamaian, yang menjadi bekal bagi upaya rekonsiliasi pasca berakhirnya konflik. Memori perdamaian itulah, menurutnya, yang menjadikan Ambon berbeda dengan konflik yang terjadi misalnya di Sri Lanka atau Irlandia Utara.

Memori ini perlu diciptakan untuk memupuk perdamaian di tengah masyarakat dengan berbagai perbedaan yang dimiliki.

“Memori perdamaian adalah sesuatu yang harus dibuat di masa kini agar itu bisa terus diingat di masa depan,” ucapnya.

Acara nonton bersama film Beta Mau Jumpa diselenggarakan di Kantor Humas dan Protokol UGM. Film berdurasi 35 menit ini merupakan film kedua dari seri Indonesian Pluralities yang mengangkat beragam kisah tentang Indonesia. Film pertama berjudul Atas Nama Percaya yang mengangkat kisah dua komunitas penghayat kepercayaan dan pengalaman diskriminasi yang mereka alami telah dirilis pada tahun lalu dan bisa disaksikan melalui Youtube. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)

Berita Terkait

  • PKKH UGM Gelar Diskusi Perkembangan Film Laga Indonesia

    Wednesday,01 April 2015 - 9:36
  • Film Tengkorak Mewakili Indonesia di Cinequest Festival 2018

    Monday,11 December 2017 - 16:05
  • KOMAHI FISIPOL UGM Putar Film CinemAsean

    Tuesday,03 July 2007 - 11:11
  • Pemerintah New Zealand Serahkan Bantuan Pengadaan Buku ke CRCS UGM

    Wednesday,27 August 2008 - 14:56
  • American Corner Gelar Diskusi Pembuatan Film

    Friday,30 September 2011 - 7:52

Rilis Berita

  • Mahasiswa S1 Antropologi Budaya Lakukan Penelitian Kehidupan Petani Sayur di Brebes 01 February 2023
    Sebanyak 80 mahasiswa Program Pendidikan S1 Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas
    Agung
  • Pakar UGM: Penting Bangun Relasi Sosial Dengan Lingkungan Untuk Cegah Penculikan Anak 01 February 2023
    Informasi tentang penculikan anak baik melalui media sosial maupun pemberitaan dalam beberapa wak
    Ika
  • UGM dan SUTD Singapura Gelar Pembelajaran Kolaborasi Antarmahasiswa 01 February 2023
    Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (DTMI FT UGM) bekerj
    Gusti
  • FTP UGM Bina Warga Sambak Magelang Kembangkan Digitally Agro Edutourism 01 February 2023
    Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM mendampin
    Ika
  • UGM Jalin Kerja Sama dengan Universitas Khairun dan PT Pertamina International Shipping 01 February 2023
    Universitas Gadjah Mada melakukan kesepakatan kerja sama dengan Universitas Khairun Ternate dan P
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual