Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-60, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM meresmikan Fasilitas Laboratorium Dietetik dan Kuliner serta Klinik Konsultasi Gizi. Melalui laboratorium ini diharapkan mampu mendidik masyarakat agar mengonsumsi bahan-bahan makanan yang baik dan menyehatkan.
Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D., didampingi Ketua Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM, Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes. Setelah peresmian, dilanjutkan peninjauan laboratorium, sekaligus menyaksikan food bazaar, demo masak makanan sehat, displai inovasi dosen gizi UGM dan displai produk mahasiswa wirausaha serta displai produk alumni.
Gandes Retno Rahayu bersyukur dengan peresmian ini karena keinginan memiliki laboratorium dietetik dan kuliner sudah cukup lama. Dengan laboratorium ini, katanya, dunia pendidikan khususnya gizi dan kesehatan semakin memahami atau mendalami teori-teori secara lebih riil.
“Karena kalau hanya dengan kuliah kurang riil. tapi kalau di laboratorium bisa melihat lebih riil, bisa hands on, bisa melakukan uji coba apapun, ada discovery learning disana,” katanya, di Departemen Gizi dan Kesehatan, FKKMK UGM, Kamis (30/1).
Departemen Gizi dan Kesehatan FKKMK UGM diharapkan nantinya tidak hanya berhenti dengan memiliki laboratorium, namun harus mampu memanfaatkan peluang yang ada di fakultas. FKKMK UGM setidaknya memiliki kurang lebih 500 dosen, 500 tenaga kependidikan dan 4.500 mahasiswa.
Potensi tersebut seandainya dipakai sebagai sebuah peluang maka bisa dieksplorasi lebih jauh. Laboratorium Dietetik dan Kuliner selain menjadi ajang discovery learning untuk mahasiswa dapat juga dimanfaatkan untuk enterpreunership.
“Beberapa makanan tadi saya lihat cocok untuk generasi yang sudah berusia 50 tahun keatas. Saya kira itu bisa ditawarkan untuk rapat-rapat karena generasi seangkatan saya ini banyak melakukan rapat-rapat. Itu bisa ditawarkan dengan skala kecil, mungkin puluhan sampai medium ratusan dan rapat itu hampir terjadi setiap hari,” katanya.
Bagi Gandes keberadaan laboratorium ini bisa menjadi sebuah tantangan. Laboratorium Dietetik dan Kuliner bisa menjadi alternatif pilihan mahasiswa untuk makan.
“Kita tahu pilihan kantin mahasiswa sekarang ini dimana saja dan ini saya kira bisa menjadi alternatif pilihan. Saya lihat tadi beberapa makanan cukup student friendly. Kalau itu dikemas dengan baik bisa dikasih di becak motor atau dititipkan dimana sehingga orang akan tahu,” imbuhnya.
Toto Sudargo menambahkan Laboratorium Dietetik dan Kuliner FKKMK UGM menjadi nomor satu di kampus UGM. Sebab, dikelola oleh manajer lulusan dari Taipei Medical University yang sangat mengusai persoalan food service.
Dikatakannya, masyarakat umum bisa mengakses laboratorium dietetik dan kuliner dengan cara berkoordinasi dan mendaftar secara online di Departemen Gizi dan Kesehatan, FKKMK UGM. Dengan memenuhi persyaratan masyarakat bisa menentukan waktunya kapan dan bisa pesan model masakan.
“Misalnya begini, saya akan memasak untuk kelompok diabetes mellitus, bagaimana caranya. Kemudian saya akan memasak untuk anak-anak yang autis, misalnya. Itu harus pesan dahulu,” ucapnya.
Toto menyebut Laboratorium Dietetik dan Kuliner FKKMK UGM saat ini mampu menampung 50 mahasiswa dalam 1 shift sehingga akan lebih efektif dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya mampu menampung 20 mahasiswa. Laboratorium juga akan dilengkapi dengan laboratorium pengembangan produk sehingga sivitas akademika gizi dapat menggunakannya untuk kepentingan penelitian guna pengembangan produk serta pelatihan bagi masyarakat luas.
“Kedepan laboratorium ini juga akan dilengkapi dengan laboratorium uji organoleptic untuk uji sensor daya terima makanan sehingga diharapkan melalui laboratorium ini akan melahirkan inovasi dosen maupun mahasiswa melalui pengembangan menu diet untuk berbagai macam penyakit dan sesuai kebutuhan masyarakat,” imbuhnya. (Humas UGM/ Agung)