KKN tematik 2006 di Desa Nglanggeran, Kec.Patuk, Kab.Gunung Kidul dengan temaâ€Pengembangan Desa Agroforestri: Program Cendana Untuk Sekolahâ€diikuti oleh 28 mahasiswa dengan DPL Widiyatno,S.Hut. dan koordinator program Priyono Suryanto,M.P. Program ini terselenggara atas hibah yang dikembangkan oleh Due-like Bach IV UGM 2006.
Menurut Dr.Ir.Moh.Sambas Sabarnurdin,M.Sc.(Ketua Lab.Silvikultur & Agroforestri) program ini sebenarnya kesinambungan dari program yang telah dikembangkan oleh Lab.Silvikultur&Agroforestri Fak.Kehutanan UGM yang telah membangun kesepatan dengan masyarakat bahwa Nglanggeran sebagai desa kajian sejak 2001. Budidaya cendana untuk sekolah ini sebenarnya salah satu model penguatan modal petani agroforest. Selain itu penguatan modal yang lainnya yaitu pengembangan sistem informasi agroforestri (SIA). Dua modal besar inilah yang memberikan dukungan untuk menjadikan Nglanggeran sebagai Desa Agroforestri. Peresmian Desa Agroforestri ini telah dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2006 oleh Bupati Gunung Kidul yang pada waktu itu diwakili oleh Drs.Sumedi (Asekda I). Dalam peresmian tersebut Bupati Gunung Kidul menyampaikan bahwa potensi pertanian secara umum dapat dijadikan unggulan daerah untuk meningkatkan nilai strategis. Potensi beras merah, kayu jati dan cendana nantinya dapat menjadikan nilai tawar tersendiri bagi Gunung Kidul.
Camat Patuk (Drs.Wahyu Nugroho,M.Si) dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kecamatan Patuk mempunyai 11 desa, Nglanggeran merupakan salah satunya. Berdasarkan aspek tempat tumbuh dan budaya masyarakat kesebelas desa tersebut banyak mempunyai kemiripan. Dengan demikian diharapkan program cendana untuk sekolah ini dapat dikembangkan untuk 10 desa yang lainnya. Sehingga kedepan dengan banyaknya potensi cendana menjadikan Patuk sebagai Kecamatan Cendana.
Menurut Widiyatno,S.Hut (DPL Unit Patuk A) mengatakan bahwa tujuan ditetapkannya Desa Nglanggeran sebagai Desa agroforestri yaitu terwujudnya petani agroforest yang sejahtera dan pengelolaan sumberdaya alam yang produktif dan lestari.
Adapun keberadaan Sistem Informasi Agroforestri (SIA) memberikan penjelasan tentang sejarah desa, sejarah agroforestri di Nglanggeran, potensi pohon dan peluang pengembangan cendana sebagai jenis unggulan. Dalam hal ini program cendana dikemas secara khusus untuk meningkatkan prestasi pendidikan dengan program cendana untuk sekolah. Artinya cendana yang sekarang mulai dikembangkan dapat dijadikan cikal bakal untuk mensukseskan program sekolah bagi anak petani. Dengan modal dasar praktek agroforestri yang sudah lama dikembangkan kemudian dirangkai dalam Sistem Informasi Agroforestri (SIA) dan upaya optimalisasi dengan budidaya Cendana sebagai jenis unggulan merupakan dasar pertimbangan untuk menjadikan Desa Nglaggeran sebagai Desa Agroforestri.
Dalam kesempatan tersebut Kormanit Patuk A (Adi Gustom mahasiswa Fak.Kehutanan) menyampaikan bahwa Berdasarkan data anak sekolah yang ada di Desa Nglanggeran maka tingkat pendidikan SLTP dan SLTA berkurang dan mulai jumlahnya terbatas untuk yang kuliah di perguruan tinggi. Oleh karena itu dengan adanya skema cendana ini diharapkan akan meningkatkan cadangan biaya untuk sekolah. Dengan demikian tingkat pendidikan masyarakat Desa Nglanggeran di masa mendatang terus meningkat dan harapannya memberikan dampak positip untuk kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa KKN yang terbagi dalam 5 unit ini telah berhasil mengembangkan bibit cendana + 5000 bibit.
Respon masyarakat dalam kegiatan KKN Tematik UGM 2006 ini adalah kalau bisa model KKN ini diteruskembangkan sehingga sangat nyata tindakan UGM dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Rancangan KKN tematik sebaiknya tidak hanya terbatas dalam satu kali penerjunan akan tetapi terus menerus yang nantinya berkesinambungan dalam pengembangan programnya. Tanggapan ini disampaikan oleh Carik Desa Nglanggeran (Surimin, S.Pd.).