Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Field Research Center (FRC) Sekolah Vokasi UGM di Kabupaten Kulon Progo, Kamis (20/2). Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Kulon Progo, Drs. H. Sutedjo, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng, Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D, jajaran Forkopimda, PT Pembangunan Perumahan dan Perwakilan JICA.
Menyampaikan sambutan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, Wagub DIY menyatakan Field Research Center (FRC) Sekolah Vokasi UGM akan menjadi mitra strategis Pemda DIY dan Pemda Kabupaten Kulon Progo dalam menyongsong hadirnya peradaban aerotropolis dengan karakter social prosperity and humanity. Kedepan, pembangunan yang dilaksanakan atas rekomendasi hasil riset ini dapat mewujudkan Kulon Progo menjadi the real Jewel of Java, menjadi wilayah yang selalu mbinangun secara fisik dan sosial, dan dalam satu visi besar Jogja Istimewa-Jogja Gumregah.
“Sampai saat ini, kerja sama antara Pemda DIY dan UGM sudah menjadi tradisi. Sebagai sebuah ‘ladang edukasi’, peran dan partisipasi UGM selama ini telah memberikan banyak kontribusi,” katanya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., berharap dengan ground breaking Field Research Center (FRC) Sekolah Vokasi UGM maka Universitas Gadjah Mada semakin berkontribusi untuk kemaslahatan dan kemajuan bangsa, terutama untuk kawasan Kulon Progo. Dengan beroperasi secara penuh bandara di Kulon Progo nantinya maka perekonomian di daerah ini tentu akan menggeliat dengan cepat.
“Banyak hal yang dapat dilakukan di Sekolah Vokasi UGM karena kurikulum 60 persen praktik dan fungsi praktik menjembatani antara produk-produk hasil riset di pendidikan akademik S1, S2 dan S3 untuk bisa diaplikasikan atau dimanfaatkan langsung di masyarakat . Itu kita harapkan lebih cepat terealisasi,” ujarnya.
Harapan yang sama disampaikan Bupati Kulon Progo, Drs. H. Sutedjo. Menurutnya, peletakan batu pertama dimulainya pembangunan Gedung Field Research Center Sekolah Vokasi UGM di Kulon Progo akan mengawali kemajuan di bidang pendidikan, terutama terciptanya pusat kawasan pendidikan dengan basis edu-ecotourism yang berkelanjutan. Kabupaten Kulon Progo menyambut baik karena akan memiliki kawasan pendidikan seperti ini.
“Kiranya kawasan pendidikan ini akan meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda Indonesia, khususnya di Kabupaten Kulon Progo karena proses pendidikan merupakan kebutuhan mutlak dari sebuah bangsa,” tuturnya.
Menurut bupati, seiring perkembangan zaman sekarang ini maka pendidikan dapat dikatakan sebagai kunci untuk meraih kesuksesan seseorang ataupun sebuah negara. Meskipun pendidikan juga bukan satu-satunya cara untuk mencapai keberhasilan.
“Namun, dengan mengenyam pendidikan tinggi maka sumber daya manusia akan lebih baik serta mampu menghadapi tantangan zaman yang saat ini sarat dengan persaingan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,” tuturnya.
Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., menambahkan pembangunan gedung FRC Sekolah Vokasi UGM di Kabupaten Kulon Progo setelah mendapat izin mempergunakan tanah Paku Alam Ground. Tanah dari Paku Alaman ini diharapkan untuk mengajar tridarma milenial.
“Sebab vokasi itu berperan pada riset hilirisasi, sedangkan untuk S1, S2 dan S3 pada fungsi high analytical atau high approach research, dan kita menterjemahkan riset S1, S2 dan S3 itu menjadi prototipe yang nantinya melalui gedung ini bisa diteruskan ke masyarakat,” katanya.
Untuk gedung ini, menurut Wikan, minimal akan ada 5 laboratorium riset disiplin terapan. Di gedung berlantai tiga ini akan ada laboratorium kakao, laboratorium bidang susu, wood palled, medical device dan facbrication laboratorium atau laboratorium kreatif.
“Kita berharap di gedung dengan luas tanah 6,5 hektare ini masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada. Saat mengajukan ke JICA, kita tidak memikirkan untuk claasroom atau ruang kelas. Lab Kakao misalnya, nantinya akan ada alat cukup modern dan masyarakat di sini bisa memanfaatkannya untuk olah kakao karena di sini banyak petani kakao,” katanya.
Penulis : Agung
Fotografer : Firsto