• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Sistem Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Perlu Diperkuat

Sistem Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Perlu Diperkuat

  • 28 Februari 2020, 16:13 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 4685
Sistem Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Perlu Diperkuat

Ketahanan suatu negara terhadap ancaman penyakit menular bergantung pada kemampuannya dalam mencegah serta mengendalikan penyakit. Untuk itu, sistem kesehatan nasional perlu terus diperkuat untuk menghadapi ancaman-ancaman baru yang mungkin belum pernah dihadapi sebelumnya.

“Sama seperti tentara, meskipun tidak pernah berperang tapi persenjataannya harus diperbarui terus dengan yang lebih baik,” ucap Direktur Field Epidemiology Training Program (FETP) Indonesia, dr. I Nyoman Kandun, MPH, dalam Outbreak Talkshow Series yang berlangsung Jumat (28/2) di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM.

Kecepatan dan ketepatan menurutnya menjadi krusial dalam upaya pengendalian penyakit karena ketika sebuah penyakit sudah menyebar hal tersebut akan mendatangkan dampak yang besar dan mahal. Di samping memperlengkapi fasilitas kesehatan dengan teknologi baru, perlu juga dilakukan pemantauan serta evaluasi terhadap sistem yang sudah dibangun.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan dalam upaya pengendalian penyakit menular adalah peredaran informasi melalui media massa ataupun media sosial yang justru menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat, dan pada akhirnya menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan institusi kesehatan.

“Yang lebih cepat menyebar daripada epidemi penyakit adalah epidemi kepanikan yang sekarang difasilitasi oleh media sosial, di saat orang jadi kehilangan kepercayaan pada para ahli dan lebih senang untuk mengikuti apa yang ada di media sosial,” terangnya.

Ia memaparkan kasus kepanikan yang terjadi di Afrika akibat penyakit ebola sehingga  masyarakat yang sudah tidak percaya terhadap pemerintah kemudian menyerbu fasilitas isolasi atau karantina dan membawa kerabat mereka yang menjadi pasien. Padahal, tindakan ini justru semakin memperluas penyebaran penyakit.

Karena itu, masyarakat menurutnya perlu lebih bijak dalam menerima dan meneruskan informasi yang mereka dapatkan. Media massa juga perlu berperan dalam mencegah kepanikan dengan meletakkan fokus pemberitaan pada upaya-upaya pencegahan yang dapat diambil oleh masyarakat, dan bukan pada fatalitas atau justru menggali kelemahan dari sistem kesehatan.

“Cari sumber yang resmi dan terpercaya, itu akan jauh lebih bisa dipertanggungjawabkan. Jangan ikut menyebarkan rumor, itu menjadi kunci bagaimana kita bisa ikut membantu,” ungkapnya.

Pemerintah, di sisi lain, perlu juga memikirkan strategi komunikasi risiko yang baik dengan mempertimbangkan kapan dan kepada siapa mereka harus memberikan informasi ketika terjadi wabah penyakit tertentu.

Hal serupa juga diungkapkan oleh dr. Citra Indriani, MPH, epidemiologi di World Mosquito Program Yogyakarta. Dengan perkembangan teknologi komunikasi yang demikian maju, pemerintah tidak bisa menutup-nutupi informasi. Sebaliknya, pemerintah perlu berusaha untuk membangun kepercayaan publik agar upaya pengendalian penyakit bisa dijalankan secara maksimal.

Penulis: Gloria

Berita Terkait

  • FK UGM Gelar Diskusi Inovasi Percepatan Pengendalian TB di DIY

    Tuesday,30 March 2010 - 14:54
  • Data Vektor Penyakit di Indonesia Masih Terbatas

    Wednesday,25 January 2017 - 15:17
  • Pengendalian Penyakit Tropis Perlu Keterlibatan Banyak Pihak

    Wednesday,10 May 2017 - 16:24
  • Pergiliran Tanaman Hindarkan Bawang Merah Dari Penyakit Moler

    Friday,04 January 2008 - 8:29
  • Badan Karantina Ikan Gandeng FKH UGM Perkuat Pengendalian Penyakit Ikan

    Friday,20 December 2013 - 9:31

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual