• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Fakultas Farmasi Produksi Hand Sanitizer untuk Mencukupi Kebutuhan Universitas

Fakultas Farmasi Produksi Hand Sanitizer untuk Mencukupi Kebutuhan Universitas

  • 09 Maret 2020, 14:18 WIB
  • Oleh: Agung
  • 7643
Cukupi Kebutuhan Kampus, Fakultas Farmasi Produksi Hand Sanitizer

Maraknya isu virus Corona atau Covid-19 sudah masuk Indonesia membuat masyarakat mencari masker serta hand sanitizer (cairan pembersih tangan) sebagai upaya antisipasi pencegahan. Akibatnya, kedua barang tersebut menjadi barang langka dan kalau pun ada harganya cukup mahal.

Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Agung Endro Nugroho, M.Si., Ph.D., Apt., mengaku terus berkomitmen mendukung upaya pencegahan penyakit-penyakit menular, salah satunya dalam menghadapi isu infeksi dari COVID-19.

“Pertama, mengadakan kuliah tamu mengenalkan Corona Virus dan Penanganannya. Kedua, secara internal karena fakultas ini juga terkait dengan teknologi kefarmasian maka kemudian memproduksi sendiri hand sanitizer untuk kebutuhan fakultas," katanya, di Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat, Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi UGM, Senin (9/3).

Hanya saja terkait hand sanitizer ini kemudian menjadi viral. Lantas, beberapa unit, fakultas, bahkan universitas kemudian melakukan pemesanan atau mengajukan permintaan berkaitan dengan pengadaan hand sanitizer.

“Kita tidak keberatan dalam waktu pendek ini memproduksi hand sanitizer untuk kebutuhan fakultas, unit-unit, universitas dan lain-lain. Hanya saja, kita mengusulkan ini tidak saja program jangka pendek, tetapi program jangka panjang untuk mendukung program health promoting university," katanya.

Untuk jangka panjang, kata Agung, Fakultas Farmasi merekomendasikan yang berkaitan dengan kefarmasian ini kepada Apotek UGM untuk memproduksi dalam jumlah yang banyak agar bisa berkesinambungan. Apotek UGM ini juga berafiliasi dengan Fakultas Farmasi UGM dan beberapa dosen ditugaskan di apotek tersebut untuk melakukan pembinaan.

Agung mengakui untuk mencukupi kebutuhan dalam jangka pendek saat ini, Fakultas Farmasi UGM melalui Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat, Departemen Farmasetika terkendala bahan bakunya. Meskipun masih bisa mendapatkan bahan-bahan baku pembuatannya masih mahal sehingga produksinya terbatas jumlahnya.

“Per botolnya lebih mahal dibandingkan dengan hari-hari biasa. Ini karena stok di lapangan mulai berkurang karena kebutuhan meningkat. Ini hukum ekonomi karena kebutuhan meningkat, stok berkurang maka menjadi mahal," tuturnya.

Tidak hanya bahan baku dan komposisi pembuat hand sanitizer, kini botol kemasan pun mahal dan mulai menghilang dari pasar. Oleh karena itu, diimbau agar unit-unit, fakultas atau universitas yang telah memiliki  produk hand sanitizer untuk tidak membuang kemasan botolnya.

“Dengan cara seperti itu maka cukup membeli isi ulangnya dan Fakultas Farmasi UGM menyediakan isi ulang. Ke depan botol hand sanitizer dan isi ulang akan disediakan oleh Apotek UGM," terangnya.

Muvita Rina Wati, M.Sc., Apt, dari Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat, Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi UGM mengatakan permintaan hand sanitizer di kampus UGM akhir-akhir ini cukup tinggi. Permintaan unit-unit, fakultas dan universitas sudah mencapai 500 – 700 liter.

Dari angka ini untuk beberapa pemesanan sudah dibatalkan terkait bahan baku yang menipis dan pengemas botol pam menghilang dari pasaran. Dengan demikian, bukan hanya mahal tetapi barangnya juga menghilang dari pasaran.

“Harga botol normal dari sebelum Virus Corona dan belum ada pemberitaan soal Corona ini hanya sekitar enam ribu rupiah, sekarang ini mencapai 14 ribu, naik dua kali lipat, sudah sampai inden tapi barangnya sampai sekarang belum ada kabar," katanya.

Muvita Rina mengaku pembuatan hand sanitizer cukup mudah dan formulanya sederhana. Menurutnya, prinsip antiseptik untuk membasmi mikroalga cukup dengan alkohol 60 persen.

Bahan-bahan lainnya antara lain gliserin, air dan hidrogenperoksida. Bahan-bahan tersebut tidak perlu diuji coba lagi karena berdasar formula dari WHO yang beberapa tahun lalu sudah pernah dirilis.

“Sudah ada bukti ilmiah terkait efektifitasnya sehingga kita mengikuti rekomendasi tersebut. Untuk air dengan pake Aquadesh (air yang disuling), juga pakai hidrogenperoksida dengan persentase sangat kecil yaitu 0,25 persen," ujarnya.

Dari 500 – 700 liter kebutuhan hand sanitizer di UGM, Fakultas Farmasi UGM dalam kondisi normal hanya mampu menghasilkan 200 liter dalam waktu sehari. Oleh karena itu, jika ingin replikasi maka saat ini cukup dengan alkohol dengan kadar minimal 60 persen.

“Ini alternatif karena mencari alkohol tidak sesulit mencari antiseptik. Kalau mencarinya hand sanitizer atau antiseptik untuk tangan di apotek akan lebih sulit. Dengan menggunakan alkohol 70 persen sebenarnya sudah cukup. Hanya saja kalau tidak dicampur gliserin untuk penggunaan sangat sering, kulit akan lebih kering," imbuhnya.

Penulis : Agung Nugroho

 

Berita Terkait

  • Fakultas Farmasi UGM Serahkan APD kepada Dinkes di DIY

    Friday,12 June 2020 - 12:20
  • Menang Kompetisi ASEAN Youth Initiatives 2016 Berkat Lendir Ikan

    Friday,09 September 2016 - 16:22
  • Dosen UGM Ciptakan Inovasi Bio Hand Sanitizer Dengan Teknologi Nano

    Tuesday,10 March 2020 - 15:20
  • Peran dan Kontribusi Fakultas Farmasi UGM dalam Mengatasi Masalah Bangsa

    Tuesday,09 August 2022 - 8:50
  • DIY Masih Alami Defisit Produksi Perikanan

    Thursday,23 September 2010 - 15:59

Rilis Berita

  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria
  • UGM Sosialisasikan Pembangunan Zona Integritas di Lingkungan Kampus Menuju WBK dan WBBM 27 January 2023
    UGM melakukan kegiatan sosialisasi pembangunan zona integritas di lingkungan kampus, Jumat (27/1)
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual