Pokja Keperawatan FKKMK UGM kembali menggelar Annual Scientific Meeting ke-13 pada Sabtu (7/3) di Ruang Auditorium, Lantai 1 Gedung Pascasarjana Tahir Foundation FKKMK UGM. Acara ini berkonsep talkshow dengan mengangkat topik utama “Optimalisasi Peran Perawat dalam Penanggulangan Bencana”.
Beberapa pembicara diundang untuk mengisi talkshow ini, seperti Prof. dr. Laksono Trisnatoro, M.Sc., Ph.D., (Guru besar FKKMK UGM), Amelia Kurniati, S.Kp., MN. (Ketua Umum Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia), Sutono, S.Kp., M.Kes., M.Kep. (Dosen Keperawatan UGM), serta Dr. Ridlwan Kamaludin, S.Kep., Ns., M.Kep (PPNI).
Menurut Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D., ketua panita acara, tema tersebut diangkat karena mengingat kondisi dunia, termasuk Indonesia, yang selalu rawan bencana, baik disebabkan alam maupun manusia. Ia merujuk yang terkini bisa disaksikan adalah bencana akibat wabah Covid-19. Dalam keadaan bencana tersebut, perawat telah menjadi bagian penting dalam penanggulangannya. Oleh karena keberagaman kasus yang dialami pasien, baik jenis bencana maupun lingkungan geografis, perawat diharapkan siap menghadapi berbagai tantangan tersebut.
Selain talkshow, dilaksanakan pula peluncuran kampanye Nursing Now Indonesia oleh perwakilan FKKMK UGM, Dinas Kesehatan DIY, RS Jejaring, BPBD, himpunan keperawatan DIY, PPNI, dan para peserta yang hadir.
Kampanye Nursing Now sendiri sudah dimulai secara global sejak tahun 2018 oleh WHO berkobalorasi dengan International Council of Nurses. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan melalui peningkatan profil keperawatan sebagai tenaga kesehatan dengan jumlah hampir 50 persen dari total tenaga kesehatan di seluruh dunia. Dengan demikian, kampanye ini diharapkan dapat menggerakkan perawat agar berperan masif untuk mencapai Universal Health Coverage.
Kampanye ini berfokus pada 5 area, yaitu memastikan agar perawat dan bidan memiliki suara yang lebih “vokal” dalam perumusan kebijakan kesehatan; mendukung investasi tenaga keperawatan yang lebih besar; merekrut lebih banyak perawat untuk menempati posisi-posisi strategis dalam pengambilan kebijakan; melakukan riset untuk menunjukkan di area mana perawat dapat membawa dampak paling besar; serta berbagi informasi mengenai praktik keperawatan yang terbaik.
Terakhir, perwakilan dari dekanat FKKMK UGM, dr. Sri Awalia Febriana, M.Kes, Sp.KK(K), Ph.D., menyatakan bahwa talkshow dan peluncuran ini penting untuk rakyat Indonesia secara umum, maupun yang berprofesi sebagai perawat. “Mayoritas tenaga kesehatan di Indonesia adalah perawat. Tingkat kepuasan seorang pasien di RS juga lebih tinggi tergantung dari perawatnya. Hal itu karena merekalah yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan pasien. Dengan kondisi bencana di Indonesia yang selalu terjadi setiap waktu, saya kira sudah saatnya untuk kampanye ini. Selalu jayalah perawat Indonesia,” pungkasnya.
Penulis: Hakam