Rektor UGM menerima kunjungan Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima, Rabu (11/3) di Balai Senat UGM. Keduanya mengunjungi UGM dalam rangkaian kunjungan kerajaan dengan didampingi Menteri Luar Negeri Belanda, Stephanus Abraham Blok, dan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Ambassador Swartbol.
“Belanda lebih dari sekadar sahabat bagi Indonesia. Kami merasa sangat terhormat dapat menjadi tuan rumah bagi kunjungan yang bersejarah dari Raja dan Ratu Belanda di universitas kami,” ucap Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng, IPU.
Kolaborasi antara UGM dan Belanda sendiri, terangnya, telah berlangsung lama dan telah menunjukkan berbagai hasil yang memuaskan. Pada kesempatan ini, beberapa peneliti dari UGM berkesempatan untuk mempresentasikan penelitian yang tengah mereka kerjakan dalam bidang-bidang strategis, seperti kesehatan, biodiversitas, dan hukum.
Dalam presentasinya, dosen Fakultas Biologi UGM, Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc., mengundang Ratu Maxima untuk mengawinkan spesies anggrek Indonesia yang kemudian diberi nama Vanda Tricolor Lindley Queen Maxima untuk menandai peran serta dukungan Belanda terhadap pelestarian biodiversitas di Indonesia.
Di samping itu, Raja Willem dan Ratu Maxima juga menyaksikan pameran inovasi sivitas akademika UGM di Balairung yang merupakan program dari Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi (PUI) UGM.
“Kami menunjukkan beberapa inovasi dari mahasiswa dan dosen kami. Kami percaya inovasi ini menjadi titik masuk yang baik bagi kolaborasi kita di masa mendatang,” kata Rektor.
Kunjungan ini menandai babak baru kerja sama antara UGM dan institusi di Belanda di masa mendatang. Perwakilan dari Dutch Universities Association, Prof. Wim van den Doel, memaparkan tiga rencana kolaborasi, salah satunya program Week for Indonesian-Netherlands Education and Research (WINNER) 2020 kerja sama antara institusi tersebut dengan LIPI.
“Saya mengundang kalian semua untuk bisa mengikuti program ini. Ini adalah kegiatan yang baik sekali,” jelas van den Doel.
Di samping itu, ia juga mengumumkan pembentukan Boscha Medal yang merupakan penghargaan terhadap ilmuwan Indonesia dan Belanda yang memberikan kontribusi berarti pada perkembangan ilmu pengetahuan dan relasi antara Indonesia dan Belanda. Ia meminta UGM untuk dapat menominasikan kandidat yang layak untuk menerima penghargaan tersebut melalui Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia.
Untuk mendorong kerja sama ilmiah antara Indonesia dan Belanda, pemerintah kedua negara juga meluncurkan program hibah penelitian senilai 3 juta Euro. Hibah ini memberi kesempatan kepada peneliti Indonesia dan Belanda untuk bekerja sama dalam penelitian dengan dana bersama dari kedua negara.
Peluncuran hibah ini secara simbolik ditandai dengan pemukulan gong oleh Retno Marsudi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Belanda dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
“Pendaftaran hibah ini sudah dimulai minggu depan, jadi silakan mulai mempersiapkan proposal. Kami mengharapkan proposal penelitian yang interdisipliner, dan ini menjadi upaya bersama untuk menciptakan langkah-langkah di masa depan,” ungkap Dr. Sebastiaan den Bak dari Netherlands Organisation for Scientific Research.
Penulis: Gloria
Foto: Firsto