Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Belanda menyelenggarakan kegiatan Dialog Lintas Iman bertajuk Kebebasan Beragama dan Harmoni di Indonesia: Harapan dan Tantangan pada 11 Maret 2020 di Pendopo Museum Candi Prambanan, Yogyakarta.
Koordinator utama kegiatan dialog lintas iman, Dr. Dicky Sofjan, menjelaskan kegiatan dialog ini merupakan wadah yang mempertemukan para cendekiawan dan aktivis di bidang agama, serta pihak-pihak terkait. Forum diskusi ini diharapkan mampu mengangkat kembali peran dan fungsi utama agama, keyakinan dan kepercayaan.
“Kegiatan dialog lintas iman ini penting karena mempertemukan semua komunitas keagamaan yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya,” paparnya.
Dicky mengatakan saat ini Indonesia telah melalui masa lebih dari dua dekade reformasi dan demokrasi. Namun, semenjak pergantian pemerintahan di tahun 1999 agama masih tetap menjadi isu sensitif bagi negara. Berbagai kebijakan negara telah dilembagakan untuk mengelola keragaman agama dan kompleksitas sosio-politik serta budaya.
Meskipun banyak program keagamaan dan inisiatif antaragama telah diselenggarakan untuk mempertemukan komunitas-komunitas agama, Dicky menyebutkan masih saja ada perselisihan dan konflik. Beberapa konflik yang muncul terkait dengan masalah intoleransi, kebebasan beribadah, pembangunan rumah ibadah, persaingan politik lokal dan ekonomi.
Sementara itu, pada saat yang sama terlihat peningkatan tren beragama online dan berbagai implikasinya. Di tingkat tertentu, hal tersebut menimbulkan konservatisme yang menguat di banyak komunitas keagamaan. Pada akhirnya kondisi itu berkontribusi pada polarisasi sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia.
“Melalui kegiatan ini, kita bisa mendiskusikan secara bersama-sama dan terbuka beragam permasalahan yang kita hadapi bersama terkait dengan kebebasan dan kerukunan beragama,”tuturnya.
Dialog Lintas Iman ini turut dihadiri Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti dari Kerajaan Belanda, Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok serta Duta Besar Lambert Grijns dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta.
“Kehadiran Raja dan Ratu Belanda ini juga penting karena kita sebagai sebagai bangsa Indonesia bangga dan ingin menunjukkan kemajemukan agama kita. Meski demikian, kita juga menyadari bahwa banyak tantangan yang masih harus kita lalui bersama sebagai perwakilan dari berbagai komunitas iman yang ada”, katanya.
ICRS merupakan konsorsium 3 universitas, yaitu UGM, UIN Sunan Kalijaga serta Universitas Kristen Duta Wacana.
Penulis: Ika
Foto: ICRS