• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Literasi Digital Solusi Rekayasa Sosial di Platform Digital

Literasi Digital Solusi Rekayasa Sosial di Platform Digital

  • 14 Maret 2020, 22:13 WIB
  • Oleh: Satria
  • 1956
  • PDF Version
Literasi Digital Solusi Rekayasa Sosial di Platform Digital

Perkembangan teknologi telah memungkinkan berbagai negara mengembangkan berbagai potensi ekonomi digitalnya secara masif, termasuk Indonesia. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh situs Mckinsey, diprediksi pada tahun 2025 mendatang perekonomian digital Indonesia diperkirakan mencapai 150 miliar dolar Prediksi tersebut juga dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain & Co dengan angka 130 miliar dolar karena adanya adopsi penggunaan pembayaran koin digital.

Meskipun demikian, potensi ekonomi tersebut juga diiringi dengan potensi kejahatannya. Consultative Group to Assist The Poor (CGAP) menunjukkan bahwa 83 persen dari sampel penelitiannya di Filipina merupakan target penipuan berbasis telelpon genggam, yang 17 persen di antaranya kehilangan uang darinya. Penelitian lain CGAP di Tanzania menyatakan 27 persen  sampelnya mengalami penipuan dengan 17 persen  darinya kehilangan uang. Kasus penipuan berbasis telepon genggam juga terjadi di Indonesia. Kasus-kasus ini sering dikenal dengan penipuan berteknik rekayasa sosial.

Penipuan berteknik rekayasa sosial dilakukan dengan menembus jaringan keamanan melalui manipulasi pengguna untuk mendapatkan informasi rahasia. Teknik ini memanfaatkan psikologi korban dan menargetkan pengguna yang tidak memahami pentingnya melindungi data pribadi dan menjaga keamanan informasi rahasia lainnya. Meski tidak terlalu kuat, penipuan dengan teknik ini terjadi di berbagai industri teknologi, informasi, dan komunikasi Indonesia.

Permasalahan inilah yang menjadi topik diskusi Digitalk dengan tema “Mencegah Manipulasi Psikologis : Berinteraksi di Platform Digital dengan Aman & Nyaman” pada Kamis (12/3) di Auditorium Mandiri Lantai 4 FISIPOL UGM. Diskusi ini merupakan kegiatan rutin dari Central for Digital Society (CfDS) UGM.

Diskusi kali ini, CfDS berkerja sama dengan GOJEK dan menghadirkan beberapa pembicara, seperti Adityo Hidayat (Adjunct Researcher CfDS), Ardhanti Nurwidya (Senior Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah GOJEK), Slamet Santoso (Direktur Pemberdayaan Informatika  Direktorat Jendral Aplikasi Informatika Kemenkominfo RI, Meutya Viada Hafid, Ketua Komis I DPR RI.

Adityo mengungkapkan dalam pemaparannya penipuan berteknik rekayasa sosial telah terjadi di Indonesia sejak 2013, dan terus berkembang menyesuaikan dengan teknologi dan pola komunikasi masyarakat. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa teknik ini memanfaatkan psikologi korban, ia menyatakan bahwa kondisi emosional korban menjadi aspek penting penipuan ini.

“Penipuan ini merupakan permasalahan masyarakat bersama. Tidak hanya industri terkait yang bertanggung jawab untuk menanganinya. Upaya multi aktor serta bidang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Ardhanti menyebutkan bahwa platform-nya, yakni GOJEK, senantiasa berupaya untuk meningkatkan keamanan dari penipuan dan pencurian data penggunanya. Mereka menggunakan tiga pilar utama dalam inisiatif ini, yakni teknologi, proteksi, dan edukasi. Dua pilar awal mereka lakukan dengan meningkatkan performa aplikasi dan pelayanan. Kemudian untuk edukasi, mereka lakukan dengan keterlibatan dalam berbagai penelitian dan pembuatan kajian, salah satunya dengan CfDS kali ini. Selain itu, mereka juga secara aktif melakukan kampanye keamanan bertransaksi di beberapa kota.

Meutya mengafirmasi upaya dari GOJEK tersebut. Menurutnya, pilar-pilar tersebut penting untuk diterapkan di berbagai platform teknologi, informasi, dan komunikasi di Indonesia, utamanya edukasi, atau dalam kasus ini literasi digital. Literasi digital, menurutnya terbagi dua. Pertama literasi teknologi, yaitu kemampuan untuk mengoperasikan teknologi. Kedua literasi informasi, yakni kemampuan untuk memahami informasi-informasi apa saja yang harus dan tidak dicari lewat teknologi.

“Kedua literasi tersebut penting untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Jarak literasi digital antar masyarakat Indonesia masih sangat lebar. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai stakeholders untuk bersama-sama meningkatkan literasi digital di Indonesia,” ujarnya.

Terakhir, Santoso menambahkan bahwa literasi ini juga ditingkatkan sejalan dengan pembangunan infrastruktur teknologi di Indonesia. “Selain literasi, sebagai stakeholders kita juga perlu infrastruktur teknologi yang kuat guna peningkatan keamanan. Dengan hal itu, kita semakin bisa meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam mengakses teknologi,” pungkasnya.

Penulis: Hakam

Berita Terkait

  • UGM Luncurkan Mata Kuliah Kecerdasan Digital

    Sunday,22 August 2021 - 0:16
  • Dikom UGM Diskusikan Buku Perempuan dan Literasi Digital

    Monday,19 July 2021 - 20:52
  • Butuh Kolaborasi Semua Pihak Untuk Menciptakan Keamanan Digital

    Sunday,06 June 2021 - 13:30
  • Virtual Police Diharapkan Objektif dan Perhatikan Hak Digital Pengguna Medsos

    Friday,26 February 2021 - 17:49
  • Kampanye Literasi Digital

    Tuesday,17 October 2017 - 9:14

Rilis Berita

  • Pengamat UGM Bicara Soal Penyesuaian Tarif Listrik Progresif 17 May 2022
    Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bins
    Agung
  • Haedar Nashir Ingatkan Pentingnya Merawat Persatuan 16 May 2022
    Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, mengingatkan agar seluruh komponen anak bang
    Gusti
  • Epidemiolog: Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin Covid-19 16 May 2022
    Baru-baru ini masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan hepatitis varian baru. Hepatitis ata
    Satria
  • Tim UGM Lakukan Riset Pengembangan Varietas Baru dari Kedelai Hitam 16 May 2022
    Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada tengah melakukan riset pemurnian kedelai hita
    Gusti
  • Tantangan Pembangunan Industri Sawit Indonesia yang Berkelanjutan 16 May 2022
    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, Dipl., Ing, mengatakan bahwa minyak kelap
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual