Pekan Buku Nasional 2006 resmi dibuka Sekretaris Eksekutif UGM Dr R Agus Sartono MBA, ditandai dengan pemukulan gong oleh Ketua MWA Prof Dr Joedoro Soedarsono, di gedung Sekolah Pascasarjana UGM, Selasa, (5/9). Pameran buku yang berlangsung selama lima hari, 5 s.d 9 September 2006 ini, merupakan bentuk kepedulian Sekolah Pascasarjana UGM terhadap peningkatan kualitas akademik di UGM.
Seperti disebut Direktur Sekolah Pascasarjana UGM Prof Dr Irwan Abdullah, buku merupakan syarat yang tidak dapat dihindari dalam rangka peningkatan kualitas akademik dan penjaminan mutu di UGM. “Oleh karena itu, hari ini kita telah berbuat sesuatu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan tersebutâ€, ujar Pak Irwan saat menyampaikan sambutan.
Selain itu, kata dia, pameran buku nasional kali ini menjadi perluasan akses mahasiswa, dosen, peneliti dan masyarakat umum atas buku-buku murah dengan harga terjangkau. Dirinya berterima kasih kepada para penerbit yang telah menyediakan buku dengan diskon mencapai 80%.
“Ini merupakan cara membuka akses mahasiswa, dosen, peneliti dan masyarakat untuk memiliki buku. Tidak hanya memfoto copyâ€, ungkap Dosen FIB UGM.
Baginya, tindakan foto copy sebentar lagi akan mengalami kesulitan, seiring diberlakukannya aturan copy right di Indonesia. Meski belum, memfoto copy buku tentu akan mendapat sanksi hukum jika copy right sudah berjalan. Di banyak negara, termasuk Singapura sudah memberlakukan hal ini dengan ketat. “Sehingga buku akan menjadi kebutuhan mendesak dalam waktu yang tidak lama lagiâ€, tandasnya.
Pak Agus Sartono pun sependapat. Sebagai institusi pendidikan, sangat ironis jika mentolerir “pembajakan†dengan mengijinkan mahasiswa-mahasiswanya memfoto copy buku-buku. “Karena itu cepat atau lambat institusi akan bangkrut gara-gara issue oleh penerbit karena tindakan kita yang tidak peduli masalah tersebutâ€, ujar Pak Agus.
Pameran buku nasional yang berlangsung di Pascasarjana UGM, dinilai Pak Agus, sangat strategis jika dikaitkan dengan perubahan yang terjadi di UGM. Dengan diterapkannya pembelajaran model Student Center Learning (SCL)M, maka salah satu pra kondisi bagi berhasilnya program tersebut, adalah keharusan bagi mahasiswa untuk memiliki referensi yang sama dengan dosennya.
“Melalui program ini nantinya proses pembelajaran di kelas hanya semacam konfirmasi saja. Jadi mahasiswa bisa belajar mandiri dengan referensi yang telah disepakati, kemudian berdiskusi dikelas dengan dosennyaâ€, jelas staf pengajar FE UGM.
Disamping para pejabat diatas, tampak hadir dalam pembukaan pameran buku nasional Sekretaris MWA UGM Prof Dr Siti Chamamah Soeratno, Ketua Senat Akademik UGM Prof Dr Achmad Mursyidi MSc Apt, Wakil Direktur Pascasarjana UGM, Kepala Perpustakaan UGM Drs Ida Fajar Priyanto MA, dosen dan mahasiswa.
Dalam kegiatan pameran ini, diisi pula dengan kegiatan bedah buku, live music, door prize dan pertemuan dengan NGO, Satu Nama, bertema “Trauma Healing Anak-anak Korban Gempa Melalui Minat Bacaâ€. (Humas UGM)