Sejumlah dosen UGM berkolaborasi membuat bilik disinfektan yang diberi nama ID-Chamber sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Alat ini telah diuji coba di kantor Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) sejak Senin (23/3), dan diuji cobakan di Rumah Sakit UGM pada Kamis (26/3).
“Menurut sejumlah pihak, alat semacam fog chamber ini bisa membantu membersihkan permukaan orang yang masuk di dalamnya. Alat ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat dalam melawan virus ini,” tutur Sekretaris DPkM UGM, Dr. Rachmawan Budiarto.
Huruf “ID” dalam nama bilik disinfektan ini sendiri diambil dari inisial salah satu guru besar UGM yang beberapa hari lalu meninggal dunia akibat Covid-19.
Ide pembuatan alat ini muncul dari keprihatinan para dosen atas kebutuhan yang mendesak untuk alat yang bisa diproduksi secara cepat dan didistribusikan ke berbagai fasilitas layanan publik, utamanya layanan medis.
“Ada banyak teori tentang alat disinfektan, dan teori itu harus segera diwujudkan sebagai solusi riil untuk kondisi darurat. Nanti saat kondisi sudah normal kembalik saat Indonesia sudah bisa mengalahkan Covid-19, alat ini bisa dikembangkan sendiri untuk kemandirian bangsa,” ungkapnya.
Alat yang menyemprotkan kabut cairan disinfektan ini bisa dipakai di dalam atau di luar ruangan. Para peneliti dan dosen yang membuat alat ini memiliki latar belakang keilmuan di bidang teknik dan kedokteran.
Mereka membuat alat ini di sebuah bengkel yang mereka miliki, dan saat ini tim sedang dalam tahap pembuatan unit kedua untuk dapat segera difungsikan di lokasi lainnya. Tim ini, ujarnya, juga siap untuk membuat dan memasang bilik disinfektan jika ada pemesanan dari luar UGM.
“Saat ini bengkel tim sedang terus membuat berdasarkan pesanan,” imbuhnya.
Penulis: Gloria