• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Masyarakat Harus Tetap Waspada DBD

Masyarakat Harus Tetap Waspada DBD

  • 30 Maret 2020, 09:20 WIB
  • Oleh: Satria
  • 2840
    Masyarakat Harus Tetap Waspada DBD

Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat juga perlu tetap waspada terhadap ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya,penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini mulai meningkat di awal tahun 2020, berbarengan dengan datangnya musim penghujan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sejak 1 Januari 2020 hingga 29 Februari 2020, telah terjadi 13.864 kasus DBD dengan 78 orang meninggal. Beberapa daerah bahkan telah menetapkan kasus DBD ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti Kabupaten Sikka dan Kabupaten Belitung.

 Kewaspadaan terhadap ancaman DBD di seluruh wilayah ini harus tetap menjadi prioritas, terlebih pada bulan-bulan mendatang. Ahli serangga World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Warsito Tantowijoyo, memprediksi bulan Maret dan April 2020 sebagai puncak kasus DBD di Kota Yogyakarta. Hal tersebut berdasarkan data populasi Aedes aegypti yang telah mencapai puncaknya di sekitaran bulan Januari 2020.

“Puncak populasi Aedes aegypti terjadi di sekitaran bulan Januari lalu, setelahnya populasi akan menurun. Berdasarkan pengalaman, musim tinggi penyakit DBD biasanya mulai terjadi 2-3 bulan pasca puncak populasi nyamuk. Disinilah perlu diwaspadai meningkatnya kasus DBD”, ujar Warsito.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sepanjang Januari-Februari 2020, di Yogyakarta sebagai Provinsi (DIY) telah terjadi 1032 kasus, dengan 2 orang meninggal di Kabupaten Gunung Kidul. Angka ini terdiri dari 333 kasus penderita di Gunung Kidul dan 2 orang meninggal, 276 penderita di Bantul, 248 penderita di Sleman, 92 penderita di Kulon Progo, dan 81 penderita di Kota Yogyakarta.

Menyikapi hal ini, WMP Yogyakarta mendukung Pemerintah agar masyarakat lebih waspada terhadap ancaman penyakit demam berdarah. WMP Yogyakarta merupakan program penelitian yang dipimpin oleh FKKMK UGM dan didanai oleh Yayasan Tahija.

Peneliti Utama WMP Yogyakarta, Adi Utarini, menyampaikan bahwa tahun 2016 lalu, pihaknya  mulai menitipkan ember berisi telur Aedes aegypti ber-Wolbachia di sebagian area Kota Yogyakarta untuk melihat efektifitasnya dalam pengendalian dengue. Dari penelitian multi-years yang sudah dilakukan tersebut, WMP Yogyakarta menemukan bahwa Wolbachia efektif dalam penurunan angka DBD di wilayah kuasi penelitian. Temuannya, kasus DBD di wilayah kuasi yang diintervensi dengan nyamuk ber-Wolbachia di Kota Yogyakarta menurun 74 persen dibandingkan wilayah yang tidak diintervensi.

Angka tersebut, menurut Utarini, merupakan analisis awal dalam implementasi teknologi Aedes aegypti ber-Wolbachia untuk pengendalian vector dengue. Analisis ini menunjukkan arah positif bahwa terdapat penurunan kasus demam berdarah di wilayah penitipan ember telur nyamuk ber-Wolbachia dibandingkan dengan wilayah pembanding. Data kasus tersebut berasal dari data surveilans pasif Dinas Kesehatan Yogyakarta sebelum dan setelah pelepasan Aedes aegypti ber-Wolbachia.

“Hasil dari wilayah kuasi ini bukan menjadi kesimpulan akhir. WMP Yogyakarta masih menunggu hasil dari penelitian CRCT (Clustered Randomized Controlled Trial) yang diharapkan diperoleh di penghujung 2020,” ungkapnya.

Agar terhindar dari DBD dan COVID-19, dianjurkan untuk selalu meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kebersihan lingkungan. Untuk mendukung hal tersebut, Utarini menyebut program Pemerintah dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tetap menjadi acuan. Utamanya juga dalam menjalankan 3M plus, seperti menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, plus menghindari gigitan nyamuk, serta mengantisipasi tempat-tempat potensial yang menjadi sarang nyamuk.

“Sepanjang penelitian yang kami lakukan, kami meyakini metode Wolbachia sebagai komplementer dari upaya pengendalian DBD yang sudah berjalan, seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus,” tambahnya

Epidemiologis WMP Yogyakarta, dr. Citra Indriani, mengingatkan masyarakat untuk tidak ragu dan segera mengakses fasilitas kesehatan pemerintah terdekat jika mengalami demam. Menurutnya, sebagian besar puskesmas di Kota Yogyakarta saat ini sudah mendukung untuk deteksi dini demam berdarah. Deteksi dini penting untuk mengurangi keparahan dan penyebaran penyakit.

Penulis: Hakam

Berita Terkait

  • Pakar UGM: Omicron Belum Terbukti Lebih Menular dari Delta

    Tuesday,30 November 2021 - 5:57
  • Masuki Musim Hujan, Banjir Lahar Dingin Merapi Masih Mengancam

    Thursday,29 September 2011 - 10:35
  • Libur Panjang, Pelaku Wisata Harus Disiplin Protokol Kesehatan

    Wednesday,18 November 2020 - 15:09
  • 50 Hektar Padi di Klaten Alami Puso Akibat Serangan Hama Wereng

    Thursday,23 June 2011 - 19:23
  • Epidemiolog UGM: Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Klaster Libur Lebaran dan Varian Omicron Baru

    Monday,27 June 2022 - 14:25

Rilis Berita

  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti
  • Kembali ke Kampus, UGM Harap Geliat Wisata Religi Tanara Serang Terus Menguat 02 February 2023
    Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Unit Serang, Bant
    Ika
  • 2023 Asian Conference on Fish Models for Disease Berakhir, Herman Spaink Ungkap Harapannya agar Penelitian Tetap Berkelanjutan 02 February 2023
    Perkembangan bidang studi biologi menjadi kontributor besar bagi dunia kesehatan, khususnya dalam
    Satria
  • SDG's Series #85: Strategi Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan Melalui Perencanaan Pembangunan Daerah 02 February 2023
    Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, UGM telah menyelenggarakan Sustainable Develo
    Satria

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual