UGM akan meluncurkan sistem Covid-19 Tracing dan People Mobile Analysis. Sistem ini merupakan kerja sama antara UGM, Kemenkes RI, Indosat Ooredoo, PT Global Data Inspirasi (Datains), dan PT Gamatechno. Sistem ini mampu memberikan analisis penyebaran Covid-19 berdasarkan data sejarah pergerakan telepon pelanggan seluler.
Dengan fitur Covid-19 Tracing yang terdapat dalam aplikasi ini maka masyarakat dapat mendeteksi individu yang teridentifikasi sebagai positif, PDP, atau ODP Covid-19. Aplikasi ini juga dapat mendeteksi orang-orang di sekitar individu tadi. Hal itu karena data yang didapat dengan cara mencari nomor telepon orang-orang dengan jarak tertentu dari pergerakan posisi telepon pasien.
Data sejarah pergerakan telepon pelanggan seluler yang diolah adalah data posisi keluaran dari algoritma triangulasi yang akurasinya cukup bisa diandalkan, jauh lebih baik dari data posisi berbasis lokasi menara telepon seluler atau biasa disebut BTS (Base Transceiver Station). Sistem ini tetap menjaga privacy dari pemilik nomor telepon karena informasi yang diolah hanya dapat diakses oleh instansi negara yang berwenang dalam situasi kedaruratan.
Fitur kedua, yaitu People Mobility Analysis, dapat memberikan informasi lebih luas berupa hasil analisis pergerakan orang-orang dari suatu daerah ke daerah lainnya. Analisis pergerakan ini dihasilkan dari identifikasi pergerakan semua pelanggan telepon seluler di suatu daerah ke daerah lainnya. Informasi penting ini dapat membantu Kemenkes dan Gugus Tugas Covid-19 dalam melakukan evaluasi dan menentukan kebijakan berikutnya, misalnya untuk melihat bagaimana pola penyebaran pandemi dari suatu zona merah ke daerah lain serta efektivitas karantina wilayah.
Widyawan, S.T., Ph.D., Direktur Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi UGM, menyatakan pembuatan sistem ini bermula ketika pada 4 Maret 2020 lalu, UGM diundang diskusi oleh Menteri Kesehatan RI dalam rangka mencari solusi untuk menghentian penyebaran Covid-19 di Indonesia. Diskusi tersebut menghasilkan sebuah konsep sistem yang akan dieksekusi oleh Indosat Ooredoo beserta UGM dan Datains.
Pada Jumat (27/3), pilot version dari sistem tersebut sudah ditunjukkan kepada pihak Kemenkes dan mendapat sambutan positif. Menurut Widyawan, hal ini sesuai rencana dari pertemuan dengan Menkes tadi yakni pada minggu keempat bulan Maret. “Rencananya awal April sistem big data ini sudah bisa digunakan oleh yang berwenang, baik ditingkat pusat maupun daerah,” ungkapnya.
Widyawan memaparkan dua sistem tadi diintegrasikan dengan platform aplikasi safety confirmation Cared Covid-19. Pengintegrasian ini dilakukan agar sistem tersebut dapat memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dan memperkaya data yang dimiliki.
“Masyarakat yang mengunduh aplikasi tersebut dapat melakukan skrining mandiri (self screening) Covid-19. Berdasarkan hasil self screening tersebut, fasilitas kesehatan lokal dapat mengetahui kondisi masyarakat di sekitarnya, dan menindaklanjuti informasi ini ke satuan tugas Covid-19 di daerah tersebut,” terangnya, Selasa (31/3).
Dengan menggunakan aplikasi CARED, Widyawan menyebut masyarakat juga akan mendapatkan keuntungan berupa potensi berada dalam jarak dekat dengan penderita positif Covid-19 berdasarkan data dari Kemenkes. “Aplikasi ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran diri dari masyarakat untuk lebih waspada dan berpartisipasi aktif untuk melaporkan kondisi masing-masing. Dalam waktu dekat rencananya aplikasi ini akan dirilis untuk sistem operasi Android dan iOS,” terangnya.
Aplikasi big data analytic ini merupakan merupakan inisiatif bottom-up serta kolaboratif dari ranah akademik dan bisnis. UGM berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur big data, data scientist dan epidemiologist. Indosat Ooredoo dalam penyediaan data geolocation dan business expertise, Datains dan Gamatechno berperan besar dalam data engineering, software development dan integrasi sistem.
Penulis: Hakam