Universitas Gadjah Mada menyalurkan logistik untuk para mahasiswa yang tengah belajar di rumah atau kos akibat merebaknya Covid-19. Bantuan logistik ini diberikan guna meringankan beban ekonomi, sekaligus mulai adanya keterbatasan akses logistik akibat banyak warung makan mulai tutup.
Direktur Kemahasiswaan, Dr. Suharyadi, M.Sc saat menyaksikan penyaluran logistik di Gelanggang UGM, Rabu (1/4) mengatakan kriteria bantuan diberikan tidak hanya bagi mahasiswa tidak mampu, tetapi juga untuk mahasiswa yang mulai mengalami kesulitan mengakses logistik.
“Satu paket logistik untuk lima hari berisi beras, sarden, kecap, sambal, roti kering dan vitamin,” ujarnya.
Menurutnya, setiap mahasiswa yang memerlukan bantuan dijadwal 5 hari sekali. Untuk pendistribusian dilakukan setiap hari dengan penjadwalan guna menghindari kerumunan.
“Kita berterima kasih pada Gelanggang Bergerak yang turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Pengambilan dilakukan di posko Gelanggang,” tuturnya.
Data sementara mahasiswa penerima bantuan logistik tercatat sekitar 900 mahasiswa. Sementara sumber pendanaan berasal dari universitas, sivitas akademika, alumni dan donatur.
Amin Bahtiar dari Gelanggang Bergerak menambahkan untuk bantuan logistik ini Direktorat Kemahasiswaan UGM untuk sementara memesan sebanyak 750 paket sembako di Koperasi Mahasiswa UGM. Untuk pertama kali disalurkan 200 paket sembako sembari menunggu perkembangan data.
“Sambil menunggu data tetap mahasiswa yang membutuhkan, Kopma sendiri untuk ketersediaan barangnya mungkin baru bisa siap 4 hari,” terangnya.
Hal sama dilakukan Keluarga Alumni Fakultas Peternakan UGM (Kapgama). Melalui program Kapgama beramal mengajak para alumni dan para mitra untuk peduli membantu mahasiswa yang rentan terdampak virus COVID-19, terutama para mahasiswa yang berasal dari jalur Bidikmisi.
“Melalui program Kapgama Beramal, kita menyalurkan bantuan berupa sembako dan nasi bungkus untuk mahasiswa. Ini merupakan bentuk solidaritas di masa-masa sulit akibat terdampak COVID-19,” ujar Dekan Fapet UGM, Prof. Dr. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng.
Dia menuturkan di tengahketerbatasan ekonomi, banyak mahasiswa tidak pulang ke rumah dan harus tetap tinggal di kos. Dengan tinggal di kos maka uang saku terbatas dan mereka saat ini sangat membutuhkan pulsa untuk bisa mengikuti kuliah online, belum lagi mereka juga perlu cadangan pangan.
“Ketika kuliah dulu mungkin kita pernah merasakan hidup dalam kondisi terbatas. Oleh karena itu, mari berbagi dan peduli kepada sesama meringankan beban hidup mereka,” imbuhnya.
Ir. Achmad Dawami selaku ketua Kapgama mengatakan hingga Selasa (31/3) dana yang terkumpul sebanyak Rp49.735.088,00. Setelah melalui proses skrining, total mahasiswa yang benar-benar membutuhkan bantuan sebanyak 99 orang.
“Kita bagikan paket sembako untuk 76 mahasiswa, nasi bungkus untuk 23 mahasiswa, dan bantuan paket internet untuk 3 mahasiswa yang bertugas di kandang karena WiFi internal dimatikan,” ucapnya.
Ir. Dyah Maharani, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., selaku penanggung jawab kegiatan mengatakan paket sembako disiapkan oleh Plaza Agro dan dibagikan di empat titik, yaitu wilayah 1 (Pogung), wilayah 2 (Sendowo, Terban, Blimbingsari), wilayah 3 (Jetis dan Godean), dan wilayah 4 (Kandang Fapet).
“Bantuan dibagikan oleh relawan yang telah mendapatkan surat tugas dari Dekan Fapet UGM. Untuk mengantisipasi risiko penularan COVID-19, relawan akan mengenakan APD standar minimal berupa sarung tangan, masker, jas hujan, dan hand sanitizer. Baik petugas packing dan relawan juga harus memperhatikan dan physical distancing sejauh 1 meter,” ujar Dyah.
Penulis : Agung Nugroho