• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Informasi Saat Krisis Covid-19 Masih Tumpang Tindih

Informasi Saat Krisis Covid-19 Masih Tumpang Tindih

  • 07 April 2020, 19:51 WIB
  • Oleh: Agung
  • 3368
 Informasi Saat Krisis Covid-19 Masih Tumpang Tindih

Pakar komunikasi publik, Prof. Dr. Hermin Indah Wahyuni, berpendapat ada pekerjaan rumah yang harus dibuat pemerintah di masa krisis Covid-19 yaitu membuat informasi yang lebih terkoordinasi. Sebab, di masa pandemi Covid-19 ini tidak banyak pilihan selain pesan yang terintegrasi dan fungsi-fungsi yang ada di dalamnya dapat dikembangkan secara optimal.

“Saya ingin memberi masukan kepada pemerintah untuk memberi warna soal cara komunikasi yang dilakukan agar terintegrasi, sebab saat ini sudah mengarah pada krisis komunikasi, emergency risiko, dan saya kira warna ke arah sana itu harus dikuatkan dalam masa krisis," ujarnya saat menjadi narasumber serial diskusi Fisipol UGM bertema Komunikasi Publik Masa Krisis Covid-19, Selasa (7/4).

Dalam situasi krisis saat ini, menurutnya, sudah saatnya dilakukan gerakan mengurangi desentralisasi informasi, meskipun desentralisasi informasi sesungguhnya memberi informasi yang beragam. Dalam kondisi krisis Covid-19 saat ini, katanya, akan sangat berbahaya jika terlalu banyak desentralisasi informasi.

“Misalnya center untuk Covid-19 ini bisa lebih telaten menemani publik sehingga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto bersama tim setiap jam selalu terlihat,"katanya.

Hermin menilai struktur komunikasi saat krisis sekarang ini sangat lemah. Meski begitu, Indonesia memang harus berbicara dalam konteks setiap negara tidak harus sama.

“Untuk lock-down pertimbangannya kan ada dua, kesehatan dan ekonomi, ini yang menyebabkan struktur komunikasi kurang optimal. Dalam situasi-situasi seperti sekarang ini maka kita sebaiknya mengurangi desentralisasi informasi agar tidak terjadi banyak fragmented," jelasnya.

Dr. Kuskridho Ambardi menyatakan secara struktur sebenarnya sudah ada, hanya saja dituntut pemaksimalan fungsi sebagaimana seperti yang terjadi di Singapura, Korea Selatan, ketika kasus-kasus Covid-19 bisa dipelajari. Contoh lain, di Taiwan, di negara tersebut yang menjadi komandan dalam mengatasi krisis adalah Kementerian Kesehatan.

“Sementara terkait prediksi saja di kita malah dilakukan oleh BIN. Kok bisa ya, ini soal prediksi masa depan yang melakukan malah BIN. Ini menunjukan strukturnya masih sedikit tumpang tindih sehinga perlu diperbaiki," katanya.

Menurutnya, dalam pemberian informasi untuk publik ada narasi pokok dan ada narasi spesifik. Narasi pokok untuk seluruh masyarakat dan narasi spesifik untuk komunitas-komunitas tertentu.

Pemerintah memang telah membentuk Gugus Tugas Covid-19 yang berada di bawah BNPB. Di gugus tersebut sudah dirasakan adanya urgensi komunikasi untuk berubah karena belum maksimal.

“Sehingga komunikasi urgensi yang harus dilakukan ternyata terbata-bata fungsinya. Mestinya disana satu komando, di bawah Gugus Tugas atau malah sebaliknya Gugus Tugas di bawah Kemenkes. Itu yang perlu dilakukan, sebab selama ini tidak maksimal karena data dari Kemenkes tetapi yang mengumumkan BNPB yang didedikasikan untuk Covid-19," imbuhnya.

Penulis: Agung Nugroho
Foto: Suara

Berita Terkait

  • Sistem Logistik Nasional Masih Komersial Bisnis

    Thursday,15 July 2010 - 8:41
  • Upaya MK Dalam Mewujudkan Negara Hukum Demokratis

    Monday,20 November 2006 - 15:04
  • Indonesia Belum Memiliki Tata Ruang Laut

    Friday,27 November 2015 - 15:32
  • Komunikasi Krisis Upaya Melindungi Reputasi Perusahaan

    Friday,15 July 2022 - 13:46
  • MS Kaban: Kewenangan Pusat dan Daerah Masih Tumpang Tindih dalam Pengelolaan Hutan

    Monday,19 November 2007 - 8:31

Rilis Berita

  • UGM Cetak Doktor Double Degree Pertama Kerja Sama Fakultas Biologi UGM-University of Montpellier 27 January 2023
    UGM berhasil meluluskan doktor program double degree pertama kerja sama antara program Doktor Bio
    Ika
  • Angkat Topik Penelitian terkait Kanker Mata pada Anak, Purjanto Raih Gelar Doktor 26 January 2023
    Disertasi berjudul Ekspresi PD-L1, Taz, Serta Index Proliferasi Ki-67 sebagai Faktor Pr
    Satria
  • Kolaborasi Berbagai Institusi Dukung Revolusi Mental untuk Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 26 January 2023
    Universitas Gadjah Mada menandatangani Nota Kesepahaman Kerja Sama Revolusi Menta
    Gloria
  • UGM-Pemprov DIY Akan Sinergikan KKN 25 January 2023
    Universitas Gadjah Mada bersama Pemerintah Provinsi DIY akan melakukan sinergi pelaksanaan Kuliah
    Satria
  • Alumnus Geografi UGM Raih Indonesia Brand Champions 2023 25 January 2023
    Novita Anggraeni, salah satu alumnus Fakultas Geografi UGM, kembali mendapatkan penghargaan berka
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual