Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM memproduksi dan menyalurkan handsanitizer dan disinfektan untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Handanitizer dan disinfektan yang dibuat berbasis etanol dan hidrogen peroksida, dan kedua produk tersebut disalurkan secara gratis ke rumah sakit, puskemas, klinik, sekolah, rumah ibadah dan komunitas.
Kegiatan pembuatan handsanitizer diinisiasi Dr. Agus Prasetya dan Dr. Himawan Tri Bayu Murti Petrus di Laboratorium Konservasi Energi dan Pencegahan Pencemaran, Departemen Teknik Kimia FT UGM. Handsanitizer pada awalnya dibuat dalam skala kecil untuk kebutuhan mahasiswa, staf dan masyarakat sekitar kampus.
Seiring kebutuhan rumah sakit, puskesmas dan fasilitas kesehatan lain maka Departemen Teknik Kimia, FT UGM lantas meningkatkan produksi handsanitizer. Demikian pula relawan yang terlibat semakin bertambah serta melibatkan lebih banyak dosen, tendik, laboran dan mahasiswa.
“Meski begitu pengaturan dalam produksi dan distribusi tetap memperhatikan aturan keselamatan sesuai protokol Covid-19. Saat ini lebih dari 1.100 L handsanitizer berbasis etanol sudah disalurkan ke seluruh kabupaten/kota di Yogyakarta, Klaten dan Solo sejak awal Maret 2020,” ujar Agus Prasetya, di Kampus UGM, Senin (13/4).
Himawan menjelaskan dalam memproduksi produksi handsanitizer ini, kontrol kualitas diberlakukan pada bahan baku dan produk. Bahan baku dianalisis dahulu dengan gas chromatography untuk mengetahui komposisinya dan memastikan tidak ada kandungan bahan berbahaya di dalamnya.
“Beberapa bahan baku yang dibeli diretur ke penjual karena mengandung metanol dengan kadar tinggi. Handsanitizer yang kita produksi berkomposisi 70 persen etanol, 0.125 persen hidrogen peroksida, 1.45 persen gliserol dan sisanya air,” jelasnya.
Dr. Teguh Ariyanto menambahkan selain handsanitizer, Departemen Teknik Kimia, FT UGM bersama Disaster Response Unit (DERU) UGM juga menyalurkan disinfektan berbasis hidrogen peroksida. Disinfektan ini digunakan untuk membersihkan permukaan (lantai, kursi, gagang pintu, dll) dari bakteri dan virus.
Penyaluran disinfektan ini terutama untuk lokasi-lokasi yang dinilai banyak dikunjungi orang, seperti rumah sakit, fasilitas kesehatan (faskes) dan instansi-instansi pelayanan publik yang terpaksa harus tetap buka selama periode “Work from Home” (WfH).
Selaku koordinator Tim Relawan Departemen Teknik Kimia FT UGM ia menjelaskan dipilihnya hidrogen peroksida karena dalam penggunaannya bahan ini meninggalkan residu yang aman dan tidak korosif (hanya berupa air dan oksigen). Ini berbeda jika dibanding dengan disinfektan berbasis klorin.
Ada dua varian produk yaitu produk dengan hasil akhir pengenceran 7.5 persen dan 1.4 persen stabilized hidrogen peroksida. Produk dengan konsentrasi 7.5 persen dirujuk untuk dipergunakan di rumah sakit/puskesmas, sementara produk dengan konsentrasi 1.4 persen untuk area-area pelayanan publik dan masyarakat atau komunitas.
“Saat ini sebanyak 500 L produk sudah kita salurkan. Kita tentunya berterima kasih kepada para relawan, donatur, Fakultas Teknik UGM, Yayasan Alumni Teknik Kimia FT UGM, PT Peroksida Indonesia Pratama, PT Enero, PT Indoacidatama, Disaster Response Unit (DERU) UGM dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyaluran kedua produk ini,” ungkapnya.
Penulis : Agung Nugroho