Tim Disaster Response Unit (DERU) Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM memberikan penyuluhan Covid-19 ke sejumlah desa di wilayah DIY dan sekitarnya. Di samping itu, UGM juga menyiapkan puluhan mahasiswa untuk diterjunkan ke desa-desa untuk memberikan penyuluhan dan pendampingan dalam penanganan Covid-19.
“Kami melihat beberapa waktu terakhir ada kegaduhan, banyak kampung mulai melakukan lockdown. Lockdown itu kan bentuk partisipasi dari masyarakat, jadi sebenarnya semangatnya ada tapi pengetahuannya mungkin masih kurang,” ucap Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D, Senin (13/4).
Irfan memaparkan, pengalaman menghadapi beberapa bencana alam sebelumnya menunjukkan bahwa masyarakat Yogyakarta sebenarnya adalah masyarakat yang tangguh. Ia mencontohkan bagaimana usai bencana gempa bumi tahun 2006 silam Yogyakarta bisa bangkit dengan cepat karena masyarakat memiliki inisiatif untuk bersama-sama terlibat menangani bencana.
“Saat bencana Merapi pun orang-orang sangat aktif membantu satu dengan yang lain. Kami berpikir bahwa masyarakat ini harus digerakkan,” imbuhnya.
Salah satu kegiatan penyuluhan, terangnya, dilakukan oleh Tim DPkM di Desa Sumberharjo Prambanan. Dalam penyuluhan tersebut, dipaparkan informasi terkait penyebaran Covid-19 termasuk gejala-gejala yang perlu diwaspadai, serta langkah pencegahan yang perlu dilakukan setiap keluarga, mulai dari menggunakan masker saat beraktivitas di luar hingga rutin mencuci tangan.
Kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat setempat. Sebagian masyarakat, terangnya, selama ini memiliki pemahaman yang keliru terkait Covid-19 akibat asupan informasi dari media sosial tanpa mengecek sumber informasi tersebut. Karena itu, banyak langkah pencegahan yang diambil masyarakat juga dinilai kurang tepat.
“Misalnya ada yang lihat di Youtube ada polisi yang menyemprot jalanan, lalu mereka ikut menyemprot jalan. Padahal, ini bukan seperti demam berdarah yang harus dilakukan fogging,” kata Irfan.
Dengan semakin luasnya penyebaran informasi yang tepat terkait Covid-19, masyarakat menurutnya akan mampu memilah informasi yang benar dan informasi yang menyimpang, dan bisa mengambil langkah yang tepat tanpa menjadi panik. Beberapa hari terakhir, beberapa desa bahkan mengundang tim dari UGM untuk memberikan penyuluhan dan pendampingan dalam penanganan COvid-19 di desa mereka.
“Ini adalah sesuatu yang baik, bahwa masyarakat berusaha untuk belajar dan mencari informasi,” ucapnya.
UGM juga telah menyiapkan 60 mahasiswa, 28 di antaranya mahasiswa FKKMK, untuk terlibat dalam kegiatan penyuluhan. Untuk kegiatan tersebut, UGM telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah daerah setempat, agar mahasiswa diterima dengan baik oleh masyarakat.
“Mereka akan terlibat dalam mengawal penanganan Covid-19 di desa-desa. Harapannya informasi-informasi yang benar ini bisa disebarkan sampai ke rumah-rumah,” pungkasnya.
Penulis: Gloria