• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Guru Besar UGM Sebut Perokok Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19

Guru Besar UGM Sebut Perokok Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19

  • 15 April 2020, 17:07 WIB
  • Oleh: Ika
  • 5979
Guru Besar UGM Sebut Perokok Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19
Di tengah pandemi Covid-19 ramai beredar di media sosial sebuah klaim perokok berat dunia yang beruntung karena nikotin dari pembakaran rokok dapat menempel di paru-paru dan menghalangi virus Sars-Cov2 untuk menginfeksi dan menimbulkan Covid-19.
 
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D.,  tidak membenarkan klaim merokok bisa mencegah Covid-19. 
 
Dia menyebutkan menjadi perokok dapat menyebabkan seseorang mudah sakit. Tidak hanya rentan terinfeksi Covid-19, tetapi juga penyakit-penyakit lain seperti kanker, jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
 
“Klaim yang beredar sangatlah keliru karena kebiasaan merokok itu tidak sehat. Justru merokok menjadikan seseorang menjadi lebih rentan terhadap serangan virus, bakteri, dan penyakit lainnya,” paparnya saat dihubungi Rabu (15/4).
 
Dosen pada Departemen Perilaku, Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FKKMK UGM ini mengatakan para perokok memiliki risiko yang lebih besar daripada orang yang tidak merokok untuk tertular virus corona. Selain kelompok usia lanjut dan orang-orang dengan penyakit bawaan, para perokok menjadi salah satu kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi Covid-19. 
 
Apabila perokok terinfeksi Covid-19 maka akan memperberat kondisi tubuhnya. Sebab, perokok sudah mempunyai masalah di paru-paru akibat zat-zat kimia yang terisap saat merokok. Saluran nafas perokok berkurang fungsinya akibat aktivitas merokok dalam jangka waktu lama.
 
“Dalam sebuah penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal internasional menyebutkan bahwa pasien Covid-19 yang merokok 2 kali lebih berisiko dan membutuhkan perawatan intensif di ICU, membutuhkan alat bantuan penafasan,  mengalami kematian karena Covid19. ,”ungkapnya.
 
Sementara itu, dalam Journal of Clinical Medicine (2020) berjudul Smoking Upregulates Angiotensin-Converting Enzyme-2 Receptor:A Potential Adhesion Site for Novel Coronavirus SARS-CoV-2 (Covid-19) disebutkan bahwa di pusat episentrum wabah Covid-19 yaitu China memiliki perokok pria yang cukup tinggi jumlahnya sekitar 50 persen dan angka kematian yang dilaporkan banyak terjadi pada pria usia tua. Oleh sebab itu, kemungkinan perokok terwakili dalam kematian cukup tinggi. 
 
Sedangkan di Iran, China, Italia dan Korea Selatan jumlah perokok wanita jauh lebih sedikit dibandingkan pria. Fakta juga menunjukkan lebih sedikit wanita yang tertular virus corona. Jika analisis ini benar maka Indonesia diprediksi akan terjadi peningkatan pasien Covid-19 karena persentase perokok pria di atas 60 persen.
 
Pakar promosi kesehatan ini menuturkan para perokok rentan terinfeksi virus, salah satunya dikarenakan dari aktivitas merokok itu sendiri. Merokok melibatkan kontak jari tangan dengan bibir secara intens yang membuka peluang bagi virus untuk berpindah dari tangan ke mulut. 
 
Merokok menyebabkan produksi lendir berlebih dan menurunkan proses pembersihannya pada saluran nafas. Merokok juga memicu timbulnya peradangan sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus.
 
Risiko tersebut tidak hanya pada perokok menggunakan cara tradisional. Orang yang merokok dengan cara kekinian yakni memakai rokok elektrik/vape juga memiliki risiko yang sama besarnya. Pengguna vape sebagian besar dari kalangan milenial memiliki kebiasaan menggunakan produk rokok secara bersama-sama. Kontak dari mulut-ke mulut ini meningkatkan kemungkinan penularan virus, termasuk Covid-19.
 
Oleh sebab itu, Yayi meminta masyarakat, khususnya perokok, untuk segera berhenti merokok. Hal tersebut sesuai dengan imbauan yang dikeluarkan WHO maupun CDC. 
 
“Berhenti merokok secepatnya. Bisa dimulai dengan mulai mengurangi rokok, atau kalau terpaksa merokok dilakukan di luar rumah, dan jangan gantian menggunakan alat rokok,”pungkasnya.
 
Penulis: Ika
 
 

Berita Terkait

  • Pemakai Narkoba Berisiko Tinggi Terinfeksi Covid-19

    Friday,26 June 2020 - 15:29
  • Guru Besar UGM Sebut Pandemi Covid-19 Jadi Momentum Berhenti Merokok

    Saturday,30 May 2020 - 9:30
  • 16 Persen Siswa SMP dan SMA di Kota Yogyakarta Perokok

    Friday,27 May 2011 - 8:34
  • Pakar UGM Sebut Uji Klinis Jalan Pembuktian Efektivitas Vaksin di Indonesia

    Thursday,23 July 2020 - 10:01
  • Cara Mencegah Covid-19 Pada Orang Dengan Komorbid

    Friday,09 October 2020 - 10:17

Rilis Berita

  • FH UGM Gelar Konferensi Internasional Soal Problem Hukum di Era Pasca Pandemi 09 February 2023
    Program Studi Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada menggelar konferensi intern
    Gusti
  • UGM Jamin Tidak Ada Mahasiswa Berhenti Kuliah Karena Persoalan Biaya 09 February 2023
    Universitas Gadjah Mada berkomitmen mendukung para mahasiswa untuk dapat menjalani perkuliahan hi
    Satria
  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual