Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM bekerja sama dengan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) memproduksi jus jambu merah untuk relawan Covid-19. Diproduksinya jus jambu di tengah merebaknya pandemi Covid-19 ini diyakini memiliki khasiat mencegah berbagai penyakit karena dapat meningkatkan daya tubuh.
Selain itu, dengan memproduksi jus jambu merah mampu membantu pedagang buah di pasar akibat terkena dampak Covid-19 karena beberapa pedagang buah di Yogyakarta saat ini juga telah mengalami penurunan omzet.
Kepala PIAT UGM, Dr. Ir. Taryono, M.Sc., mengatakan buah jambu biji termasuk komoditas buah yang terkena dampak pandemi Covid-19. Akibat kegiatan belajar dan bekerja di rumah dan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penjual buah termasuk jambu biji mengalami banyak penurunan permintaan.
“Karena itu dukungan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (Dit PKM), PIAT lantas membeli buah yang tidak laku tetapi masih baik dan selanjutnya diproses menjadi minuman jus. Jus-jus ini diberikan kepada masyarakat khususnya para relawan, buruh baik pabrik, pasar dan petani yang tetap bertugas selama pandemi dengan harapan masyarakat tetap sehat,” katanya di kampus UGM, Kamis (16/4).
Menurutnya, jambu biji merupakan tanaman tahunan yang banyak dan mampu tumbuh dengan baik di lahan suboptimal dan kering. Buah ini dibedakan menjadi buah tanpa biji dan berbiji, sedangkan menurut warna daging maka ada jambu biji berwarna putih dan jambu biji berwarna daging buah merah.
Jambu biji merah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena kandungan nutrisinya yang sangat tinggi. Dalam 100 g buah jambu biji terdiri dari 0,9 g protein, 0,3 g lemak, 12,2 g karbohidrat, 14 g kalsium, 28 mg fosfor, 1,1 mg zat besi, 25 SI vitamin A, 0,02 mg vitamin B1, 87 mg vitamin C, 5,6 g serat, 86 g air dan 48 kalori.
Daging buah jambu memiliki kandungan vitamin c paling tinggi dibandingkan buah tropika yang lain dan daging buah jambu biji ini juga banyak mengandung antikosidan karotenoid dan polifenol sehingga buah jambu biji diyakini mempunyai manfaat bagi kesehatan.
“Keberadan vitamin C dan kandungan serat yang tinggi diikuti dengan keberadaan antioksidan khususnya karotenoid dan polifenol menyebabkan buah jambu biji merah lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk jus,” jelasnya.
Sekretaris DPkM UGM, Dr. Rachmawan Budiarto, S.T., M.T., menambahkan dengan pembuatan jus jambu ini DERU mencoba merangkainya dalam suatu program yang menghasilkan dampak ke berbagai arah, diantaranya penyerapan buah dari pasar tradisional atau warga biasa. Uang yang didapat pedagang dari program ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan bisa mengurangi penurunan omzet pedagang buah di pasar tradisional.
Sementara produk jus dikemas guna mempermudah distribusi ke berbagai target sasaran. Beberapa target sasaran diantaranya para pekerja PIAT, relawan DERU, mahasiswa KKN yang aktif terkait program DERU, dan staf DPkM yang masih terus bekerja. Selain itu, juga target-target lain seperti para buruh tani di sekitar unit produksi dan komunitas lain.
“Sebagai tahap awal dilakukan guna meningkatkan kapasitas produksi PIAT yaitu dengan membeli berbagai peralatan dan bahan-bahan untuk membuka unit produksi jus baru di Mangunan,” ujar Rachmawan.
Triya Andriyani, S.P., M.Sc., selaku Humas PIAT UGM menambahkan untuk tahap pertama PIAT menyerap 20 kg buah jambu merah setiap harinya. Dari sebanyak itu, PIAT mampu memproduksi sekitar 150 botol jus buah untuk diserahkan kepada DPkM setiap harinya.
“Jus-jus tersebut dibuat berdasarkan ketersediaan buah yang didatangkan dari mitra PIAT UGM. Pembuatannya dilakukan di kantor cabang PIAT yang berada di Mangunan dengan melibatkan staf teknis yang berada di sana,” ungkapnya.
Penulis : Agung Nugroho