Memperingati hari Kartini di tengah suasana pandemi Covid-19 menjadi sebuah tantangan. Meski banyak peran yang bisa dilakukan di masa pandemi Covid-19, tetap saja perempuan dituntut bisa membagi perannya untuk keluarga, pekerjaan dan masyarakat.
Prof. Dra. RA Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D menyatakan emansipasi wanita di Indonesia saat ini boleh dibilang semakin membaik. Perempuan bisa bekerja di banyak tempat, dan bisa menduduki beberapa jabatan yang di masa dahulu jarang bisa diraih.
“Kini tidak terdengar lagi adanya perbedaan penghasilan atau gaji antara laki-laki dan perempuan, dan peran wanita di masa Covid-19 banyak sih yang bisa dilakukan, diantaranya mereka yang berprofesi di bidang kesehatan jelas berada di garda depan,” ujarnya, di Kampus UGM, Selasa (21/4).
Menurutnya, meski banyak hal yang bisa dilakukan perempuan di masa pandemi Covid-19, tetapi sebaiknya peran-peran tersebut dilakukan dari hal-hal yang sederhana. Contohnya jika urusan rumah tangga telah selesai dikerjakan, ia tetap untuk tinggal di rumah sesuai anjuran pemerintah.
Seiring dengan itu, perempuan juga bisa membantu banyak hal, diantaranya menghentikan berita-berita hoax soal Covid-19. Mereka juga bisa membagikan berita-berita resmi dari pemerintah atau organisasi resmi.
“Bagi yang berkecukupan bisa dengan menggalang dana untuk pengadaan APD dan disumbangkan kepada profesi kesehatan, atau membagi masker untuk para penjual warung, pekerja dan lain-lain yang mengharuskan mereka masih harus tetap bekerja di luar setiap harinya. Atau yang sudah banyak dilakukan menyediakan makanan bergizi mudah konsumsi untuk para tenaga kesehatan yang tidak memiliki waktu cukup lama untuk istirahat,” terangnya.
Yayi selama ini gencar mempromosikan Health Promoting University semenjak pandemi Covid-1, tim HPU pun lantas aktif masuk ke Satuan Tugas Covid-19 UGM. HPU yang semula untuk pencegahan dan promosi hidup sehat maka selanjutnya berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 UGM.
“Tadinya kita menangani soal pencegahan dan promosi hidup sehat, yaitu pencegahan penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, gula, hipertensi dan lain-lain, tapi karena tiba-tiba ada pandemi maka tim HPU masuk ke dalam satgas Covid-19 UGM,” tuturnya.
Di Satgas Covid-19 UGM, tim HPU berkoordinasi dengan tim-tim lain dalam upaya mencegah penularan Covid-19. Tim-tim tersebut diantaranya tim dari satgas Covid-19 FKKMK, Pusat Kedokteran Tropis, Ina Health, Fakultas Psikologi, Fisipol UGM, Humas dan Keprotokolan dan lain-lain.
Di Satgas Covid-19 UGM, Tim HPU dalam perannya lebih kepada literasi kesehatan yaitu mengembangkan media informasi yang terkini dengan harapan informasi terkait Covid-19 mudah dipahami. Selain itu, tim HPU juga mengelola relawan, call center agar mampu memberikan edukasi pada masyarakat.
Sementara itu, Dekan Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D., menambahkan ada beberapa langkah utama pencegahan penyebaran Covid-19 diantaranya dengan menjaga jarak, bekerja dan belajar di rumah, dan beribadah di rumah. Selain itu, mereka juga masih dituntut untuk rajin cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir, dan mempraktikkan hidup sehat yaitu istirahat yang cukup, olahraga dan berjemur serta mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi.
“Ini tentu dilakukan di rumah dan disinilah peran perempuan sangat penting dalam pencegahan ini karena perempuan yang seringkali disebut Ratu Rumah Tangga sangat menentukan bagaimana suatu rumah bisa menjadi Surga. Rumahku adalah Surgaku, yang seringkali dikeluhkan biasanya rasa bosan. Bosan dengan makanan dan kegiatan yang itu-itu saja maka seorang ibu dapat mengurangi keluhan ini dengan menyediakan menu makanan yang menyehatkan dan bervariasi,” terangnya.
Di era teknologi ini, menurut Malkhamah, perempuan bisa sedikit menambah pengetahuan soal gizi, mengombinasikan makanan dan merencanakan variasi menu makanan yang disajikan. Perempuan juga bisa menghadirkan suasana yang lebih menyenangkan di rumah, yaitu dengan melakukan kegiatan bersama dari membaca buku cerita, nonton TV, memasak bersama, olahraga bersama, atau berkebun bersama.
Dalam penanggulangan Covid-19, Malkhamah menuturkan perempuan memiliki peran yang sangat penting. Tidak sedikit dari perempuan yang menjadi dokter, perawat, pejabat di pemerintahan, maupun sukarelawan.
“Dengan adanya social distancing, banyak masyakarat yang kehilangan pekerjaan dan terjadi banyak penurunan penghasilan di masyarakat. Perempuan sebagai relawan selain memberikan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan, ia juga melakukan berbagai hal untuk meringankan dampak. Seperti penyediaan APD untuk rumah sakit, penyediaan dapur umum, pengumpulan dan pendistribusian sembako dan lain-lain,”imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto: Ilustrasi Finansialku.com