Ekonomi dunia memang merosot, namun ekosistem dunia membaik. Untuk itu, integrasi ekonomi dan ekologi diperlukan untuk menata ulang pembangunan peradaban manusia di bumi. Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Geografi UGM, Prof. Baiquni, Rabu (22/4).
Baiquni menyatakan di balik dampak negatif pandemi Covid-19 ada pula sisi positifnya yakni ekosistem bumi yang semakin membaik.
“Polusi udara berkurang, sungai, gunung dan pantai menjadi lebih bersih dan asri karena aktivitas manusia berkurang. Manusia sendiri dapat lebih intim berinteraksi dengan keluarganya masing-masing saat berada di rumah selama masa karantina,” terangnya.
Dampak tersebut, menurut Baiquni, dapat menjadi momen bagi beberapa bidang, salah satunya pariwisata. Ia mengungkapkan industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami kemerosotan drastis akibat pandemi ini. Berbagai negara membatasi akses penerbangan internasionalnya sehingga otomatis tingkat kepergian dan kedatangan wisatawan menurun drastis dalam beberapa bulan ini
Baiquni menyebut berbagai kebijakan pembatasan baik tingkat nasional dan daerah yang diberlakukan untuk mencegah menyebarnya virus tersebut ternyata juga memengaruhi laju industri pariwisata.
Dengan kondisi tersebut maka industri pariwisata perlu berbenah dengan berpatok Sustainable Development Goals (SDGs).
“Wisata berbasis penanganan kemiskinan, pengembangan wilayah kepulauan, pelestarian alam, pelestarian lingkungan, pelestarian budaya, pemberdayaan masyarakat, dan puluhan tema lainnya dapat menjadi cara untuk mencapai SDGs melalui dan bersama pariwisata membangun bangsa,” ujarnya.
Ia juga menyebut konsep pariwisata berkelanjutan seperti yang disampaikan mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Gede Ardikha, yang menawarkan pariwisata berkelanjutan dengan pendekatan menyeluruh Trihita Karana (palemahan, pawongan, parahyangan).
“Pendekatan tersebut bermakna menyelaraskan hidup dengan berpatok konsep hubungan manusia dengan alam (hablumminalalamien), memanusiakan sesama manusia (hablumminan naas), serta menghamba kepada yang kuasa (hablum min Allah),” terangnya.
Penulis: Hakam
Foto: Okezone