Pada awalnya, kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk menjarangkan kehamilan atau mengurangi jumlah penduduk. Seiring dengan perkembangan, masalah kontrasepsi tersebut, kini menjadi bagian dari masalah kesehatan reproduksi.
Keberadaan metode dan alat-alat kontrasepsi terkini, memaksa para penyelenggara pelayanan Keluarga Berencana untuk memperbaharui pengetahuannya. Masalah-masalah kontrasepsi telah memasuki tahapan yang jauh lebih rumit, yaitu menyangkut masalah kesetaraan gender dan hak asasi manusia. Sementara, cara pandang tradisional melihat masalah kontrasepsi hanya masalah yang menyangkut perempuan.
Oleh karena itu, sosialisasi perkembangan kontrasepsi terkini bagi pengelola program KB menjadi sangat penting. Sebagaimana yang dilakukan Fakultas Kedokteran UGM melalui Minat Utama Kesehatan Ibu dan Anak – Kesehatan Reproduksi, Program Ilmu Kesehatan Masyarakat bekerjasama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam Seminar Nasional bertajuk “Contraseptive Technology Updateâ€.
Seminar yang belum lama berlangsung, (9/9), di Ruang Auditorium II Fakultas Kedokteran UGM ini, menghadirkan sejumlah pembicara antara lain, dr Siswanto A Wilopo SU MSc ScD yang menguraikan materi berjudul “Kontrasepsi Terkini Dan Implikasinya Dalam Program KB Nasionalâ€, Prof Dr Biran Afandi SpOG membahas materi “Kontrasepsi Hormonal – Pil Kontrasepsi Generasi ke-3â€, Prof Djaswadi Dasuk MPH PhD SpOG(K) materi “Kontrasepsi Hormonal Non Pil – Implan dan Injeksiâ€, dr Ova Emilia MMed PhD materi “Kontrasepsi Non Hormonalâ€, Dr Hartono PhD materi “Kontrasepsi Wanita Di Atas Usia 40 Tahunâ€, Dr Hartono SpOG materi “Standar Pelayanan Kontap Terkini†dan Harni Kusno MKM materi “Teknik Konselingâ€.
Disamping, menyadarkan para tenaga medis dan paramedis pengelola layanan KB untuk mengikuti perkembangan kesehatan reproduksi, maka dari seminar ini menghasilkan pula beberapa kelengkapan informasi yang dapat digunakan sebagai panduan bagi pengelola layanan KB dalam proses informed choice. (Humas UGM).