Mikrobiota memengaruhi daya tahan tubuh dengan meningkatkan jumlah immunoglobulin A (IgA) serta TH1 dan TH17. Pada masa pandemik Covid-19 ini menjadi cara termudah untuk meningkatkan jumlah mikrobiota yaitu dengan mengonsumsi prebiotik.
Prebiotik merupakan bahan makanan berupa karbohidrat kompleks yang sulit dihirolisis/dicerna oleh enzim pencerna karbohidrat sehingga tidak diserap oleh usus. Jadi, prebiotik merupakan makanan bagi mikrobiota.
Apoteker, Ika Puspitasari, MSi, Ph.D, yang juga peneliti dari Fakultas Farmasi UGM menuturkan sumber makanan karbohidrat kompleks sulit dicerna karena memiliki rantai yang panjang dan bercabang. Karbohidrat kompleks ditandai dengan indeks glisemik (IG) yang sedang hingga rendah.
“Indeks glisemik yang rendah menunjukkan bahwa bahan tersebut sulit dicerna, tidak dengan segera atau lebih lama diubah menjadi karbohidrat monosakarida sehingga tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah secara cepat,” ujarnya, di Fakultas Farmasi UGM, Senin (4/4).
Bahan dengan IG rendah, kata Ika, akan bertahan lama di saluran cerna sehingga memberikan rasa tidak cepat lapar. Bahan-bahan dengan IG rendah hingga sedang ini akan meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek yang penting bagi peningkatan daya tahan tubuh dengan mempertahankan kondisi saluran cerna sehat dan seimbang.
“Keberadaan asam lemak rantai pendek dalam jumlah banyak ini akan meningkatkan populasi mikrobiota antara lain bifidobacterium adolescentis, ruminococcus bromii, dan Eubacterium rectale ,” terangnya.
Beberapa sumber karbohidrat kompleks lokal Indonesia sebagai prebiotik, antara lain Porang di dalam penelitian berhasil menurunkan jumlah bakteri E.coli, meningkatkan jumlah asam lemak rantai pendek, menurunkan pH feses. Kemudian Uwi, Gadung, Talas yang menunjukan indek glisemik 14-22, meningkatkan jumlah bakteri L. acidophilus, L. paracasei, L. rhamnosus, dan L. plantarum.
Sementara Ganyong dan Garut hasil penelitian menunjukkan meningkatkan jumlah Lactobacillus. Demikian juga Ubi jalar yang dalam penelitian memperlihatkan mampu meningkatkan Bifidobacterium dan Lactobacillus, dan terjadi penurunan jumlah Enterobacillus, Clostridium perfringens dan Bacteroides.
Menurut Ika, beberapa sumber karbohidrat lokal Indonesia tersebut dalam masa pandemi Covid-19 menjadi bahan-bahan pangan yang memiliki fungsi penting, diantaranya mampu meningkatkan daya tahan tubuh melalui perbaikan kondisi mikrobiota dalam saluran cerna.
Dengan demikian, bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan saat ini mengonsumsi karbohidrat kompleks sebagai pengganti nasi jelas memiliki keuntungan ganda yaitu perut tidak cepat lapar dan daya tahan tubuh meningkat.
“Karenanya mengonsumsi bahan-bahan pangan dengan kandungan karbohidrat kompleks berindeks glisemik (IG) rendah dan sedang mempunyai peran penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh melalui perbaikan kondisi mikrobiota dalam saluran cerna,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto: www.sfidn.com