• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pengembangan Obat Tradisional Covid-19 Lokal Alami Hambatan Birokrasi

Pengembangan Obat Tradisional Covid-19 Lokal Alami Hambatan Birokrasi

  • 04 May 2020, 09:03 WIB
  • Oleh: Satria
  • 3638
Pengembangan Obat Tradisional Covid-19 Lokal Alami Hambatan Birokrasi

Pegiat obat herbal Indonesia yang terdiri dari akademisi, praktisi,dan produsen, menyelenggarakan forum diskusi terkait pandemi covid-19. Mereka berkumpul dalam forum daring melalui aplikasi Webex pada Jumat (1/5). Moderator dari diskusi ini yakni Prof. Agung Endro Nugroho, M.Si., Ph.D., Apt., Dekan Fakultas Farmasi UGM.

Agung memaparkan bahwa diskusi ini diselenggarakan menyikapi laju pencarian obat alternatif untuk menyembuhkan Covid-19. Beberapa pihak sudah mengklaim menemukan beberapa obat, salah satunya Traditional Chinese Medicine (TCM) di Wuhan. Keberadaan obat tradisional tersebut memacu pegiat obat herbal atau tradisional di Indonesia.

Menurut Agung, Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar nomor tiga di dunia, termasuk tanaman obatnya. Indonesia memiliki produk jamu yang kini mulai dikenal di dunia. Oleh karena itu, para pegiat tersebut mulai menyusun formulasi  obat Covid-19 tersebut.

Salah satu produk datang dari Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., dosen Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM yang turut hadir dalam diskusi tersebut. Guru besar Fakultas Farmasi UGM ini menyatakan bahwa ia telah berkerja sama dengan beberapa pihak dalam membuat obat herbal. Namun, ia menyebut terdapat kendala ketika ingin mengurus perizinan di BPOM.

“Kita sudah mengajukannya jauh-jauh hari. Sekarang ini sudah tahap uji klinis, namun belum juga mendapat persetujuan. Padahal, obat TCM tadi sekarang sudah mendapat izin edar. Hal ini menurut saya kurang adil,” ungkapnya.

dr. Inggrid Tania, M.Si., ketua umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, membenarkan hal itu. Ia yang turut terlibat dalam pengajuan obat tersebut, menyatakan bahwa protokol uji klinik  obat tradisional di Indonesia disamakan dengan standar uji klinik untuk obat konvensional dunia sehingga membuat prosedurnya juga menjadi lama.

“Prosedur untuk memperoleh perizinan itu bisa mencapai tiga bulan, bahkan lebih. Kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir. Jika demikian, kita akan kehilangan kesempatan untuk berkontribusi sekaligus membuktikan bahwa obat tradisional Indonesia tidak kalah dengan obat luar negeri,” terangnya.

Sementara itu, mengenai obat TCM yang telah diizinkan beredar, Inggrid juga membenarkan hal itu. Ia menceritakan bahwa obat tersebut awalnya telah beredar sebelum mendapat izin dari BPOM. Pihaknya pun memprotes hal tersebut pada tanggal 26 April lalu. Akhirnya mereka mengurus perizinan pada 27 April dan ternyata 30 April izin edarnya sudah keluar.

Setelah mengetahui tersebut, Inggrid menuturkan tentu pihaknya merasa tidak adil. Apalagi birokrasi yang dilalui baik pihaknya maupun TCM sama. “Oleh karena itu, kami saat ini masih terus meminta kejelasan dari pihak yang berwenang untuk memberikan keterangannya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sri Wahyono, Ketua Bidang Penelitian, Pendiikan, Pengembangan, Pengobatan, Standarisasi, dan Saintifikasi Jamu GP Jamu Indonesia, mengaku telah meneliti produk TCM tadi. Ia menyebut komposisi dari obat tersebut memiliki kemiripan dengan ramuan tradisional Indonesia.

“Dari segi komposisi memang terdapat perbedaan, tapi dari segi manfaat sebenarnya mirip. Produk tersebut utamanya mendukung terapi suportif dan simtomatik dari Covid-19, bukan kuratif. Efeknya semisal untuk meredakan flu, demam, dan meningkatkan sistem imun. Bahan dari Indonesia juga banyak yang memiliki khasiat yang sepadan. Jika demikian, tentu produk herbal Indonesia memiliki potensi lebih besar dalam pengobatan Covid-19,” ungkapnya.

Prof. Dr. Suwijiyo Pramono, Apt., Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, mengungkapkan bahwa sebenarnya dari Satgas Covid-19 DPR RI juga ingin memberi kesempatan kepada produk herbal Indonesia. “Dalam waktu dekat satgas akan melakukan pertemuan kembali dengan para pegiat herbal Indonesia. Oleh karenanya untuk sekarang, dapat mempersiapkan produk herbal Indonesia untuk pengobatan Covid-19 yang kualitasnya lebih baik dari TCM, utamanya untuk pasien dengan gejala ringan dan sedang,” pungkasnya.

Penulis: Hakam
Foto: Antara

Berita Terkait

  • PENGEMBANGAN OBAT ALAMI DI INDONESIA

    Monday,08 May 2006 - 15:43
  • Pengukuhan Prof. Wahyono: Tanaman Sebagai Sumber Obat-Obatan

    Monday,28 April 2008 - 15:58
  • UGM Kembangkan Antibiotik dari Mikroorganisme

    Friday,14 March 2014 - 15:02
  • Pemerintah Dorong Saintifikasi Obat Tradisional

    Monday,09 December 2019 - 14:44
  • Fakultas Biologi UGM Kenalkan Teknik Pewarna Alami ke Masyarakat Sleman

    Thursday,29 November 2018 - 9:54

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual