![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/0405201588558602171448987.jpg)
Dua bulan yang lalu semuanya tampak normal di dunia. Namun, kemudian semua berubah tiba-tiba. Saat ini kita terikat pada ruang, dengan lebih banyak waktu untuk diri kita sendiri daripada untuk pekerjaan dan kehidupan sosial kita. Covid-19 telah mengubah dunia dan hidup kita secara dramatis.
Akan tetapi, terdapat keyakinan bahwa kita akan selamat dari ancaman ini. Seperti yang ditunjukkan oleh sejarah, manusia telah selamat dari pandemi serupa di masa lalu, yang menghancurkan struktur sosial, politik dan ekonomi umat manusia saat itu. Seperti yang juga ditunjukkan oleh sejarah, untuk bertahan, kita harus melakukan perubahan, meskipun kembali ke ‘normal’ jelas tidak mungkin.
Berdasarkan hal tersebut, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM menyelenggarakan SEA Talk Series bertema “Covid-19 dalam Teropong Ilmu Sosial”. Bincang-bincang ini membahas dunia sosial setelah Covid-19 secara daring.
Ilmuwan sosial dari berbagai disiplin ilmu diundang oleh PSSAT untuk mempresentasikan pandangan mereka tentang bagaimana Covid-19 memengaruhi organisasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi kita. Mereka juga membahas tentang tantangan dan peluang yang kita miliki untuk membangun kembali kehidupan normal yang baru.
Selama periode pandemi, SEA Talks Series dengan tema ini sudah dilaksanakan sebanyak empat kali. Beberapa bidang yang telah dikupas yakni komunitas, sistem kesehatan, regionalisme, sosial, kependudukan, lingkungan, kebudayaan, hukum, serta tata ruang wilayah. Para narasumber yang diundang umumnya para ahli dari berbagai fakultas di UGM. Satu narasumber berasal dari Tamkang University, Taiwan, yaitu Prof. Jian-Bang Deng yang membahas dampak Covid-19 terhadap masa depan kehidupan sosial manusia.
Pada bincang-bincang terakhir yang berlangsung Selasa (28/4) lalu melalui Webinar, dua narasumber diundang. Mereka adalah Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, Dosen Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM, dan Prof. Dr. Sigit Riyanto, Dekan Fakultas Hukum UGM. Prof. Bambang membahas tentang pandemi Covid-19 dan relevansinya dengan tata ruang wilayah dan kota. Sementara Prof. Sigit membahas tentang kerja sama internasional melawan Covid-19.
Caecilia Santi Praharsiwi, asisten riset PSSAT UGM, menyatakan kini pihaknya tengah mempersiapkan bincang-bincang kelimanya selama pandemi ini. Hal itu mengingat respons positif dari partisipan yang rutin mengikuti kegiatan ini. Selain itu, menurutnya, urgensi topik-topik yang akan diangkat juga menjadi sebuah kewajiban bagi PSSAT untuk melanjutkan kegiatan ini.
“Hingga pandemi ini usai, kami akan berupaya untuk terus menggelar SEA Talk ini. Kendati selama ini kami hanya fokus pada isu-isu sosial tetapi kehadiran Covid-19 membawa isu tersendiri. Oleh karenanya, kami berupaya mengaitkan dampak Covid-19 ini, dan mencari peluang hidup baru ketika pandemi usai,” pungkasnya.
Penulis: Hakam