Pandemi virus corona tidak menghalangi bagi kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di kampus UGM. Bila kegiatan pendidikan dan pengajaran dilakukan secara daring atau virtual, begitu pun dengan kegiatan kuliah kerja nyata. Selama ini kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengharuskan mahasiswa berbaur dengan warga, namun di masa pandemi ini, mereka diharuskan melaksanakan kegiatan secara online. Namun, sesekali mereka turun langsung ke warga dengan membagikan bantuan berupa masker hingga alat kesehatan lainnya.
Risma Sari Septianingrum dari Prodi Geografi Lingkungan mengatakan ia bersama 20 orang rekannya melaksanakan kegiatan KKN tematik dimulai tanggal 12 Maret hingga 30 April lalu di Kelurahan Hargotirto dan Hargowilis, Kokap, Kulonprogo. Sempat lima hari mereka berada di lapangan, namun selanjutnya dilakukan via daring.”Selama 5 hari kami di lokasi KKN sebelum akhirnya ditarik melalui SK Rektor,” kata Risma dalam bincang-bincang secara daring dengan wartawan, Senin (11/5).
Meski hanya selama 5 hari, kata Risma, ia dan rekannya sudah melakukan observasi dengan survei langsung untuk menentukan program. Mereka sempat bertemu dengan perangkat desa, tokoh masyarakat dan warga. Bahkan, mereka pun sempat menggelar rapat bersama tokoh masyarakat untuk membahas dan mendiskusikan program kerja. “Selama Corona masuk di Indonesia dan KKN ditarik dari lokasi, kami melakukan kegiatan KKN via daring,” ujarnya.
Adapun program yang dilaksanakan sesuai dengan program yang disusun dari awal dan ditambah dengan program tanggap darurat covid. Dikarena tidak bisa berinteraksi langsung dengan warga, Risma melaksanakan program dengan membuat materi presentasi dan video edukasi untuk warga. “Materinya kita kirim ke kelurahan. Juga ada program berupa pemetaan wisata Kelurahan Hargotirto yang terlaksana melalui koordinasi via daring bersama DPL, perangkat desa, dan pengelola wisata,” katanya.
Sementara untuk kegiatan tanggap darurat covid, mahasiswa KKN kata Risma , bekerja sama dengan tim DERU UGM, PIAT, RSA UGM dan DPKM UGM melakukan program pengemasan dan pembagian hand sanitizer ke pedagang di pasar, pembuatan face shield, packing APD, pembagian jus buah untuk internal UGM, dan pembuatan serta publikasi poster edukasi Covid-19.
Mahasisiwi asal Seyegan, Sleman ini menceritakan pengalaman menariknya saat membagikan masker dan hand sanitizer ke pedagang pasar yang dilakukan menjelang subuh. “Saat kita datang situasi di pasar masyarakat masih santai tanpa masker dan jaga jarak berinteraksi,” kenangnya.
Risma menuturkan sebagian besar waktu kegiatan KKN dilakukan via online dari rumah. Sesekali ia ikut diajak kegiatan menjadi relawan DERU unutuk terjun ke masyarakat dan membantu distribusi logistik. Selama pelaksanaan KKN daring menurutnya cukup menghemat biaya karena lebih banyak di rumah. Namun begitu, ia mengaku sedih karena tidak bisa berbaur dengan warga seperti kegiatan KKN di saat kondisi normal. “Sukanya mungkin bisa dikatakan KKN cukup menghemat biaya dan tenaga. Namun, dukanya kami tidak bisa terjun langsung di lokasi KKN sehingga rasanya kami hanya sebagai relawan bukan peserta KKN pada umumnya,” kenangnya.
Peserta KKN Daring UGM lainnya, Eko mengaku kegiatan KKN secara daring memang bertujuan untuk meminimalkan terkena penularan covid. Bahkan, untuk komunikasi dengan sesama tim KKN mereka melakukan secara online. “Komunikasi antar anggota unit dan pelaksana beberapa program dilakukan melalui komunikasi via handphone dan online. Dukanya mungkin karena kita tidak bisa bertemu langsung dengan teman teman unit KKN untuk sekadar komunikasi perkermbangan dan pelaksanaan KKN. Tapi sukanya ya untuk beberapa teman bisa melakukannya di rumah tanpa harus bepergian,” ujarnya.
Setelah penarikan mahasiswa KKN dari lokasi, katanya, ia bersama temannya diarahkan untuk melakukan kegiatan pencegahan Covid-19 dengan ikut membantu mendistribusikan alat pelindung diri ke beberapa fasilitas kesehatan maupun ketika memberikan paket hand sanitizer ke pasar-pasar.
Dosen Pembimbing Lapangan, Dwi Umi Siswanti, S.Si., M.Sc., mengatakan kegiatan KKN di tengah pandemi sekarang ini lebih diarahkan dalam rangka mendampingi warga untuk mengcounter informasi hoaks yg tersebar di media dan sosmed serta meluruskan info tersebut. “Selain itu, menajamkan pemahaman warga terkait Covid-19, dari bahaya, cara pencegahan, cara penanganan, dan bagaimana masyarakat harus bersikap terhadap warga lain yang statusnya ODP, PDP, positif Covid,” katanya.
Disamping memberikan edukasi ke masyarakat, pihaknya juga memberikan masukan ke warga tentang kegiatan yang bisa dilakukan di rumah sehingga tetap bisa produktif.
Melaksanakan kegiatan KKN secara daring, menurut Dwi, mengharuskan mahasiswa tidak bisa bertatap muka langsunng dengan seluruh warga untuk sosialisasi dan eksekusi program. “Kami menyiasati dengan tampil di program penyuluhan, pembuatan peta, pamflet, poster, web, buku saku, video pembelajaran, pendampingan belajar siswa secara online,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson