![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/1305201589357599669047905-765x510.jpeg)
Sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk penanganan kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta, setiap bulannya Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM memerlukan ribuan Alat Pelindung Diri bagi tenaga kesehatan. Kebutuhan ini diperkirakan akan semakin meningkat dengan rencana pembukaan fasilitas penanganan khusus dengan kapasitas yang lebih besar.
Untuk memenuhi kebutuhan APD bagi tenaga medis, Selasa (12/5) RSA UGM menerima bantuan APD senilai Rp1,5 Miliar dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melalui Badan Amil Zakat Nasional. Bantuan yang diberikan diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan penggunaan APD setidaknya hingga dua atau tiga bulan ke depan.
“Harapan kami semoga APD ini bisa benar-benar membantu tenaga medis RSA agar bisa bekerja dengan lebih tenang dan merasa terjaga serta terlindungi dari paparan Covid-19 selama bekerja membantu penanganan Covid-19 secara cepat,” ucap Deputi Audit Internal BPKH, Dr. Hadiyati Munawaroh.
Bantuan ini, terangnya, berasal dari dana abadi umat yang berasal dari efisiensi biaya penyelenggaraan ibadah haji. BPKH mengemban tugas untuk melakukan investasi atas dana ini secara syariah yang hasilnya kemudian diberikan untuk bantuan bagi kemaslahatan umat, salah satunya untuk mendukung penanganan Covid-19.
Dalam penyaluran dana bantuan, BPKH bermitra dengan BAZNAS agar bantuan yang diberikan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan. Direktur RSA UGM, dr. Arief Budiyanto, Ph.D., Sp.KK(K)., mengungkapkan apresiasi terhadap BPKH dan BAZNAS yang telah mendukung upaya penanganan Covid-19 yang dilakukan di RSA UGM.
“Kami sangat bersyukur dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Dengan tambahan APD ini kami bisa lebih percaya diri dalam menerapkan protokol kesehatan di rumah sakit,” ucapnya.
RSA UGM telah melayani pasien Covid-19 sejak 17 Maret lalu, dan dalam waktu hampir dua bulan telah melayani lebih dari 1.700 pasien untuk skrining Covid-19. Dari jumlah tersebut, 230 di antaranya adalah ODP, 94 merupakan PDP, 7 pasien positif dan 3 di antaranya telah sembuh.
Saat ini, RSA UGM memiliki 16 ruang untuk layanan pasien Covid-19. Kapasitas ini nantinya akan bertambah seiring dengan penyelesaian gedung baru yang akan difungsikan sebagai fasilitas penanganan Covid-19.
“Untuk kapasitas saat ini, kami membutuhkan sekitar seribu masker N95 dan masker bedah mencapai 20 ribu dalam sebulan. Dengan kapasitas yang semakin besar, tentu kebutuhan APD juga besar,” tuturnya.
Meski rumah sakit kini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang untuk penanganan Covid-19, Arief menyatakan bahwa garda terdepan dalam penanggulangan pandemi ini adalah masyarakat.
Setelah melewati puncak kasus pada akhir Maret hingga awal April lalu, jumlah kasus sebenarnya sudah sempat menurun, namun kembali meningkat karena protokol kesehatan di tingkat masyarakat tidak diberlakukan secara maksimal. Untuk itu, ia mendorong masyarakat untuk tetap melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan, agar penyebaran virus dapat ditekan.
Penulis: Gloria
Foto: Firsto