• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Virus Corona Terus Bermutasi Jadi Tantangan Pengembangan Vaksin

Virus Corona Terus Bermutasi Jadi Tantangan Pengembangan Vaksin

  • 22 May 2020, 11:12 WIB
  • Oleh: Ika
  • 14426
Virus Corona Terus Bermutasi Jadi Tantangan Pengembangan Vaksin
Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 telah menginfeksi jutaan umat manusia di berbagai belahan dunia. Bahkan, tidak sedikit yang meninggal dunia akibat terpapar virus ini.
 
Pakar Penyakit Dalam Spesialis Paru-Paru (Internis Pulmonologist) FKKMK UGM, dr. Sumardi, Sp.PD,KP., FINASIM.,  menyampaikan bahwa virus corona baru ini terus bermutasi dengan cepat. Mutasi terjadi ketika virus mereplikasikan diri di dalam sel dan menyalin kode genetiknya. 
 
Virus corona jenis baru ini merupakan virus RNA. Virus RNA yaitu strain yang saat bertemu dengan inang dapat membuat salinan baru yang bisa terus menginfeksi sel lain.
 
“Materi genetik Covid-19 adalah RNA dan asam aminonya terus berubah dan mutasi. Berbeda dengan virus DNA yang tidak lebih rentan terhadap perubahan,” jelasnya saat dihubungi Jumat (22/5).
 
Dia menyebutkan bahwa mutasi virus merupakan siklus yang biasa terjadi dalam evolusi virus. Namun, mutasi ini akan mengubah tingkat keparahan penyakit yang disebabkannya. Virus yang telah bermutasi biasanya lebih kuat dibandingkan dengan sebelumnya.
 
Kondisi tersebut berpengaruh pada pengembangan vaksin Covid-19. Sebab, virus terus saja bermutasi dari waktu ke waktu yang mengubah perilakunya dalam menginfeksi. Hal itu sama dengan yang terjadi seperti dalam pengembangan vaksin HIV. Hingga saat ini belum ada hasil pengembangan vaksin yang bisa mencegah penyebaran virus HIV karena terus bermutasi. Kondisi itu menyebabkan vaksin yang telah dikembangkan hanya sanggup melindungi dari strain virus tertentu dan tidak bisa digunakan untuk virus jenis baru.
 
“Menjadi tantangan dalam pengembangan vaksin untuk virus jenis RNA, termasuk Covid-19. Kalau sudah ditemukan vaksin kedepan harus diperbarui terus karena virusnya juga terus berubah,”papar Kepala Divisi Pulmonologi dan Penyakit Kritis RSUP Dr. Sardjito ini.
 
Dia menyampaikan merujuk kembali pada sifat-sifat virus RNA yang pada saat multiplikasi dapat terjadi kesalahan membaca kode asam amino yg menyusun gen virus. Sedangkan vaksin dibuat sesuai unsur-unsur genetik virus RNA sumbernya. Sementara pada saat vaksin sudah bisa dipakai untuk vaksinasi massal, virus RNA sudah mengalami mutasi unsur genetiknya. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap vaksin yang telah dihasilkan menjadikan daya proteksinya berkurang. Seperti juga halnya yang terjadi pada kasus vaksin Swine flu. 
 
Sumardi mengatakan dalam pengembangan vaksin Covid-19 juga disesuaikan dengan kondisi masing-masing negara. Pasalnya, virus corona baru ini memiliki karakteristik  berbeda di setiap negara. Virus corona baru yang ada di Indonesia memiliki karakteristik berbeda dengan virus yang ada di China, maupun negara lainnya. 
 
Dalam informasi di Global Initiative for Sharing All Influenza Data (GISAID) telah ada tiga tipe virus SARS-CoV-2 yang dikelompokkan secara global yaitu S, G, dan V. Sementara virus corona di Indonesia diketahui tidak masuk golongan ketiga tipe dunia yang telah teridentifikasi dan dimasukan sebagai tipe O, singkatan dari "others" atau lain-lain.
 
 
Penulis: Ika
 

Berita Terkait

  • Epidemiolog UGM Paparkan Potensi Munculnya Varian Baru Virus Covid-19 di Indonesia

    Tuesday,23 February 2021 - 10:17
  • Epidemiolog UGM Paparkan Kapan Indonesia Capai Kekebalan Komunal Covid-19

    Wednesday,31 March 2021 - 20:00
  • UGM Temukan 4 Mutasi Virus Corona di DIY dan Jateng

    Wednesday,02 September 2020 - 16:02
  • Epidemiolog UGM: Pemberian Vaksin Dosis Ketiga Sebaiknya Mengacu Data Riset

    Saturday,10 July 2021 - 6:41
  • Pakar UGM: Meski Sudah Ada Vaksin Masyarakat Harus Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

    Monday,19 October 2020 - 15:14

Rilis Berita

  • UGM dan KAGAMA NTB Sinergi Bangun Negeri 29 January 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Nusa Tengg
    Satria
  • Masyarakat Lombok Utara Apresiasi KKN Kolaborasi UGM 28 January 2023
    Masyarakat memberikan apresiasi pelaksanaan KKN Kolaborasi yang dirintis oleh Universitas Gadjah
    Satria
  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual