• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Psikolog UGM: ‘Indonesia Terserah’ Bentuk Kekecewaan, Bukan Benar-Benar Menyerah

Psikolog UGM: ‘Indonesia Terserah’ Bentuk Kekecewaan, Bukan Benar-Benar Menyerah

  • 29 May 2020, 11:03 WIB
  • Oleh: Ika
  • 2331
Psikolog UGM: ‘Indonesia Terserah’ Bentuk Kekecewaan, Bukan Benar-Benar Menyerah

Belum lama ini tagar ‘Indonesia Terserah’ ramai di media sosial. Munculnya tagar ini diawali dari beredarnya foto-foto para tenaga kesehatan berseragam APD menunjukkan kertas yang bertuliskan kata-kata itu.

Psikolog Sosial UGM, Prof. Koentjoro, menilai kemunculan tagar tersebut sebagai bentuk ungkapan emosi kekecewaan para tenaga kesehatan kepada pemerintah dan masyarakat. Pemerintah dinilai belum serius dalam menaggulangi wabah Covid-19. Aturan ataupun kebijakan yang ditetapkan sering berubah-ubah ditambah dengan belum adanya sanksi yang jelas bagi masyarakat yang melanggar aturan. Sementara, masyarakat juga dipandang tidak mematuhi sejumlah imbauan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Ini salah satu bentuk luweh-luweh (terserah) para tenaga medis. Mereka sudah berbuat sesuatu dengan baik dan berjuang digaris depan, tapi masyarakat tidak bisa diatur,” tuturnya saat di hubungi Jumat (29/5).

Kendati begitu, Koentjoro menyebutkan meskipun tagar bernada menyerah, bukan berarti para tenaga kesehatan lantas menyerah begitu saja dari tugasnya. Sebenarnya para tenaga medis tidak menyerah. Mereka tidak mungkin menyerah karena sudah terikat dengan sumpah profesi untuk tetap  menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.

“Hal ini harusnya ditangkap oleh masyarakat untuk bersikap lebih empati pada tenaga kesehatan,”jelas Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini.

Dia menyebutkan yang menjadi ketakutan para tenaga kesehatan  apabila kebijakan pemerintah, seperti pelonggaran PSBB, justru akan membuka peluang penyebaran virus corona. Belum lagi perilaku masyarakat yang tidak peduli terhadap imbauan pencegahan penularan Covid-19. Hal tersebut dikhawatirkan akan semakin menambah beban tenaga kesehatan, sementara fasilitas kesehatan terbatas.

Yang menjadi harapan utama dari tenaga kesehatan adalah masyarakat dapat berlaku disiplin. Mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti rajin cuci tangan dengan sabun, memakai masker, membatasi berkegiatan di luar rumah, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.  Dengan begitu diharapkan dapat mencegah penularan virus corona di masyarakat.

“Kalau masyarakat masih saja ngeyel (tidak patuh), maka saat terinfeksi Covid-19, rumah sakit sudah tidak lagi bisa menampung pasien baru. Ya harus siap risiko kalau ditolak rumah sakit karena sudah diingatkan tetap ngeyel, jadi tenaga kesehatan sangat berharap masyarakat patuh aturan,”urainya.

Menurut pandangannya tagar ‘Indonesia Terserah’ yang digaungkan para tenaga kesehatan ini merupakan langkah yang bagus untuk mengingatkan kembali masyarakat agar tidak mengabaikan imbauan pemerintah. Namun demikian, perlu ada narasi lebih lanjut yang memberikan penjelasan atas makna dari tagar tersebut.

“Pemilihan kata Indonesia Terserah ini sudah bagus bahasanya. Pada kelompok tertentu bisa memberikan sengatan, tapi masalahnya dengan perubahan di masyarakat saat ini menjadikan tidak semuanya bisa memahaminya,” paparnya.

Dia menjelaskan bahwa bahasa-bahasa simbol hanya dapat dipahami oleh orang yang memiliki kepekaan naluriah. Oleh sebab itu, diperlukan penjelasan yang lebih komprehensif supaya masyarakat dapat menangkap dan memahami pesan yang disampaikan oleh para tenaga kesehatan ini. Misalnya saja sosialisasi dilakukan oleh tokoh masyarakat, pemuka agama, dan lainnya.

Penulis: Ika
Foto: instagram.com/dr.tirta

Berita Terkait

  • PuKAT Korupsi: DPR Tidak Sensitif dengan Suara Rakyat

    Thursday,12 November 2009 - 14:00
  • Tips Susun Resolusi dengan SMART Biar Tidak Jadi Wacana

    Monday,02 January 2023 - 13:07
  • Psikolog UGM Paparkan Penyebab Masyarakat Mudah Marah di Tengah Pandemi Covid-19

    Wednesday,19 May 2021 - 19:38
  • Dosen UGM Kenalkan Inovasi Pembelajaran Akuntansi

    Saturday,24 July 2010 - 4:43
  • Perkembangaan Ekowisata Taman Nasional Kalimutu Stagnan

    Monday,31 July 2017 - 16:30

Rilis Berita

  • Masyarakat Lombok Utara Apresiasi KKN Kolaborasi UGM 28 January 2023
    Masyarakat memberikan apresiasi pelaksanaan KKN Kolaborasi yang dirintis oleh Universitas Gadjah
    Satria
  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual