Pusat Inovasi dan Kebijakan Akademik (PIKA) UGM kembali menggelar UGM Talks 2020 pada Jumat (5/6) siang secara daring. Acara ini disiarkan secara langsung melalui saluran Youtube UGM Channel. Tema yang diangkat kali ini adalah “Menyiapkan Kenormalan Baru Pasca Pandemi Covid-19”.
Bincang-bincang ini dipandu oleh Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., Kepala PIKA UGM. Beberapa pembicara hadir seperti Wignyo Adiyoso, Ph.D. (Pusdiklatren BAPPENAS), Dr. Bevaola Kusumasari, M.Si., Ph.D. (Dosen FISIPOL UGM), Dr. Agung Harijoko, S.T., M.Eng. (Kepala PSBA UGM), dan Prof. Ir. Irfan Dwidya Priambada, M.Eng., Ph.D. (Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM).
Bevaola atau yang diakrab disapa Ola menyatakan terdapat sentimen negatif mengenai normal baru yang sering digaungkan oleh pemerintah. Hal itu bukan karena mereka menolaknya, melainkan mereka butuh kepastian realisasi dari normal baru tersebut. “Masyarakat kita bukan tipe yang suka membaca. Namun, jika pemerintah memberi arahan atau tanda-tanda tentang apa yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan, secara otomatis mereka akan beradaptasi,” ujarnya.
Selain itu, Ola memaparkan bahwa proses komunikasi bencana dari pemerintah kepada masyarakat terbilang kurang efektif. Ia menyebut pemerintah tidak lagi memiliki communicator arbiter yang dapat meyakinkan masyarakat. Akhirnya, kebanyakan masyarakat bergerak sendiri dengan berdasarkan sumber lainnya.
“Dengan program KKN UGM yang kini tengah berjalan, sosok mahasiswa ini bisa menjadi salah satu local communicator arbiter. Selain itu, para influencer yang memiliki pendapatnya acapkali dijadikan contoh oleh masyarakat bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi,” terangnya.
Sementara itu, Irfan Prijambada menambahkan pelaksanaan KKN kali ini memang berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Lokasi KKN-nya memang tetap di berbagai daerah Indonesia, namun para mahasiswa tidak turun langsung, melainkan secara daring. “Fokus KKN kali ini adalah untuk mengedukasi masyarakat ketika pandemi. Kami ingin memastikan agar masyarakat menerima informasi untuk menangani dan menanggulangi Covid-19 adalah benar. Sekaligus untuk mempersiapkan masyarakat agar mampu beradaptasi dengan cepat ketika normal baru dimulai,” terangnya.
Wignyo Adyoso yakin jika pemerintah telah mempersiapkan protokol tentang perubahan gaya dan pola hidup masyarakat dalam kenormalan baru. Menurutnya, saat ini peran dari berbagai pihak untuk menyukseskannya. “Sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, swasta, serta masyarakat harus direkatkan. Walaupun modal sosial kita sudah memiliki, kesadaran kolektif tentang cara hidup yang tepat selama pandemi juga penting,” ujarnya.
Ia juga berharap seusai pandemi nanti, cara pandang dan pola pikir masyarakat selama pandemi ini akan terbawa untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana-bencana lain di masa yang akan datang. Selain itu, untuk pemerintah tersendiri, Wignyo berharap agar dalam menyusun kebijakan ke depan memperhitungkan keberadaan bencana yang bisa datang kapan saja.
“Pada masa mendatang, bencana pasti akan datang, baik alam maupun non-alam. Oleh karena itu, karena kita sudah mengalaminya sekarang, jadikan ini sebagai landasan untuk membangun fondasi menghadapi bencana yang akan datang. Kalau tidak, nanti kita akan jatuh di lubang yang sama lagi,” pungkasnya.
Penulis: Hakam