Universitas Gadjah Mada akan memulai pelonggaran pembatasan kampus pada 15 Juni 2020 mendatang. Mahasiswa, khususnya tingkat akhir, menjadi kelompok yang diprioritaskan untuk bisa kembali ke kampus guna melakukan atau melanjutkan risetnya di laboratorium maupun kampus untuk pemenuhan tugas akhir.
Lantas bagaimana kesiapan laboratorium-laboratorium yang ada di UGM? Di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) misalnya, fakultas ini telah menyiapkan sejumlah kebijakan menindaklanjuti surat edaran rektor tentang menuju tatanan kenormalan baru di UGM. Utamanya terkait pelaksanaan penelitian, praktikum, dan praktik lapangan. Kegiatan penelitian dan praktikum di laboratorium akan mulai dilaksanakan secara terbatas dan sesuai protokol kesehatan yang ketat. Sedangkan kegiatan praktikum dan praktik lapangan ditiadakan/ disesuaikan atau sedapat mungkin diselenggarakan secara virtual.
Dosen sekaligus pengurus Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTB) FTP UGM, Prima Andri Nugroho, Ph.D., mengatakan saat ini laboratorium-laboratorium di FTP mulai melakukan persiapan untuk menerima kembali mahasiswa melakukan praktikum di kampus. Masing-masing departemen mulai mengatur, mengondisikan, serta menyusun jadwal kegiatan penelitian dan praktikum sesuai panduan universitas.
“Untuk praktikum di lab akan dimulai minggu ini dan diprioritaskan bagi mahasiswa tingkat akhir yang menyelesaikan tugas akhirnya karena sudah tertunda pengambilan datanya hampir 3 bulan,”paparnya.
Dia menyampaikan dengan merujuk pada Surat Edaran (SE) Rektor UGM No. 3711/UN1.P/SET-R/KR/2020 dan SE Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM tentang Pedoman KBM dalam Masa Pandemi Covid-19, DTB mengeluarkan pedoman prosedur penelitian Tugas Akhir (TA) bagi mahasiswa program sarjana (S1), master (S2) dan doktor (S3) dalam Fase Tanggap Darurat. Pedoman prosedur penelitian yang mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang harus dipatuhi dan dilaksanakan antara lain mahasiswa harus memastikan suhu badan pada kondisi normal sebelum memulai penelitian. Jika mengalami demam atau gejala sakit lainnya, mahasiswa dilarang melakukan kegiatan penelitian.
“Mahasiswa diwajibkan memakai alat pengaman diri berupa masker, face shield, sarung tangan yang disediakan oleh departemen dan membawa sendiri topi/penutup kepala/hair net selama penelitian,”jelasnya.
Mahasiswa juga diharap membersihkan tangan dengan menggunakan sabun/handsanitizer sebelum memulai penelitian dan mengulanginya secara periodik.
“Fakultas telah menyiapkan handsanitizer di sejumlah titik,”katanya.
Sementara dalam kegiatan penelitian lapangan, mahasiswa diharap mempersiapkan dan membawa surat/dokumen yang dibutuhkan untuk menuju lokasi penelitian, seperti surat sehat dan surat tugas, serta mengikuti prosedur protokol kesehatan yang ditetapkan oleh wilayah di mana lokasi penelitian dilaksanakan. Mahasiswa dilarang mengumpulkan massa lebih dari 10 orang selama proses penelitian di lapangan.
Berikutnya, untuk menjaga keamanan mahasiswa selama melakukan penelitian di laboratorium, pihaknya menetapkan aturan physical distancing dengan membatasi jumlah maksimal mahasiswa yang dapat melakukan penelitian di laboratorium sesuai dengan kapasitas laboratorium. Disinfeksi pada meja dan alat-alat penelitian dengan mengikuti protokol pencegahan Covid-19.
Sementara Koordinator praktikum pada Laboratorim Biokimia Fakultas Biologi UGM, Lisna Hidayati, S.Si., M.Biotech., menyebutkan bahwa Fakultas Biologi telah menyiapkan fasilitas untuk mendukung penyelenggaraan penelitian di kampus memasuki masa kenormalan baru sesuai dengan protokol kesehatan. Salah satunya menyediakan wastafel portabel di beberapa titik. Selain itu, mendorong setiap laboratorium dalam melaksanakan kegiatan penelitian sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
Lisna mengatakan tak hanya melakukan pengecekan suhu tubuh sebelum masuk laboratorium, mahasiswa juga diwajibkan memakai APD lengkap saat bekerja di laboratorium.
“Mahasiswa wajib pakai sarung tangan (gloves) meski tidak bekerja secara molekuler, masker, jas laboratorium, dan face shield seperti di Laboratorium Biokimia,” jelasnya.
Dia mengatakan APD seperti sarung tangan dan masker telah disediakan oleh laboratorium. Demikian pula dengan handsanitizer.
Sementara untuk menjaga jarak aman, setiap laboratorium telah mengeluarkan kebijakan jumlah maksimal mahasiswa yang bisa menggunakan laboratorium dalam sehari.
“Misalnya di Laboratorium Biokimia dalam sehari hanya boleh 4 mahasiswa saja yang bekerja di laboratorium,” tuturnya.
Selain itu, juga akan dilaksanakan sosialisasi kesehatan secara daring bagi mahasiswa sebelum bekerja di laboratorium pada Jumat (12/6). Melalui forum tersebut akan disampaikan pada mahasiswa terkait persiapan yang harus dijalani sebelum melakukan penelitian di kampus. Antara lain pengajuan izin ke fakultas, melengkapi surat keterangan bebas Covid-19 bagi mahasiswa dari luar DIY serta protokol pelaksanaan penelitian di laboratorium.
Penulis: Ika
Foto: Firsto
Foto: Firsto