Pandemi Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan, termasuk pendidikan tinggi. Adanya wabah virus corona ini menghambat kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung secara tatap muka.
Kendati begitu, pandemi ini mampu mengakselerasi pendidikan 4.0. Sistem pembelajaran dilakukan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Guru besar University of Applied Science and Arts, Hannover, Germany and Senior Experten Services (SES) Germany, Prof. Dr. Gerhad Fortwengel, menyebutkan wabah corona ini justru menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan. Seperti mendorong lebih banyak pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas pembelajaran jarak jauh.
Namun begitu, ada tantangan besar dalam pelaksanaan model pembelajaran jarak jauh. Salah satunya, sivitas akademika belum terbiasa menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat blended dan sepenuhnya online.
“Muncul kesulitan karena belum dilatih mengunakan peralatan untuk model pembelajaran jarak jauh. Karenanya perlu tambahan dukungan dan mentoring untuk menyesuaikan dengan model pembelajaran baru ini,”tuturnya dalam seminar daring yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi UGM bekerja sama dengan ASEAN PharmaNET danSES, Jumat (12/6)
Sementara Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. apt. Agung Endro Nugroho, menyampaikan di era revolusi industri 4.0, dunia pendidikan tinggi termasuk farmasi menghadapi tantangan dengan berbagai perubahan yang ada. Ditambah adanya pandemi Covid-19 menuntut pendidikan tinggi untuk bisa melakukan penyesuaian dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satunya mengubah metode pembelajaran tatap muka (luring) menjadi daring saat pandemi.
“Di UGM sejak pertengahan Maret mengganti segala kegiatan akademik dan perkuliahan yang bersifat tatap muka di kelas dengan pembelajaran secara virtual,”jelasnya.
Metode pembelajaran secara daring ini, dikatakan Agung, masih akan terus dijalankan saat pandemi. Tidak hanya perkuliahan yang dilakukan secara daring, hal serupa juga diterapkan untuk kegiatan praktikum, pelaksanaan tugas akhir dan wisuda.
Guna mendukung berbagai aktivitas secara daring tersebut, UGM telah menyiapkan sistem pendukung akademik. Beberapa diantaranya seperti eLisa, eLok atau e-learning. Melalui sistem itu dosen dapat mengunggah materi pembelajaran, tugas, dan menciptakan komunitas belajar. Selain itu, dengan sistem ini dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi dan melakukan diskusi bersama.
Pengalaman serupa juga terjadi di kampus Cyberjaya University, Malaysia. Wakil dekan Fakultas Farmasi Cyberjaya University, Assoc. Prof. Dr. Zainol, mengatakan pandemi Covid-19 memberikan tantangan dalam pelaksanan kegiatan belajar mengajar di kampus. Sejak pandemi Covid-19 pihaknya melakukan improvisasi pada seluruh kegiatan belajar mengajar dengan dilaksanakan secara virtual.
Sementara Assoc. Prof. Dr. Surakit Nathisuwan dari Fakultas Farmasi Mahidol University menyampaikan berbagai upaya yang dilakukan kampus untuk memastikan keselamatan sivitasnya dari Covid-19. Saat terjadi pandemi, kampus secara gencar menyebarluaskan berbagai informasi penting terkait Covid-19. Lalu, memastikan kesehatan para sivitasnya, membuka pusat test di 4 rumah sakit, menyedikan tempat karantina bagi sivitas dan melakukan penutupan kampus.
Penulis: Ika
Foto: shutterstock.com