• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Protokol New Normal Belum Komprehensif

Protokol New Normal Belum Komprehensif

  • 16 Juni 2020, 15:01 WIB
  • Oleh: Agung
  • 4684
Diperlukan Perumusan Protokol “New Normal” yang lebih Komprehensif

Wacana New Normal yang digulirkan pemerintah sebagai upaya menggeliatkan kembali perekonomian mengundang reaksi yang beragam dari masyarakat. Reaksi terutama datang dari warganet saat menanggapi wacana tersebut.

Bahkan, hasil riset kajian peneliti  Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM menyebut New Normal tidak ditanggapi serius oleh warganet. Tidak sedikit dari mereka menjadikan wacana New Normal sebagai bahan candaan di berita daring dan Twitter.

Kajian CfDS Fisipol UGM menilai terdapat kebingungan dalam masyarakat mengenai protokol pelaksanaan The New Normal. Setidaknya 9 surat edaran dan protokol yang ditujukan untuk masyarakat masih belum komprehensif dan sebagian besar hanya berisi pengulangan imbauan terkait pencegahan persebaran Covid-19.

Iradat Wirid selaku Peneliti CfDS menyatakan munculnya kata new normal cukup memengaruhi para netizen dan mereka mengalami kebingungan dengan munculnya istilah-istilah baru. Hal itu menjadi berkurang setelah pemerintah kemudian mengganti istilah new normal menjadi adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif aman Covid-19.

“Istilah baru ini dipandang lebih solid dan lebih jelas soal adaptasi kegiatan apa yang akan dilakukan kedepan," ujarnya pada konferensi pers hasi kajian CfDS terkait warganet tak tanggapi serius soal “New Normal” melalui Google Meet, Selasa (16/6).

Iradat menjelaskan terdapat beberapa temuan menarik dari hasil analisis 112.471 cuitan di Twitter terkait New Normal. Terdapat 5 jenis akun yang mendominasi percakapan, seperti akun pejabat publik, lembaga pemerintah, media daring, menfes, dan akun populer Twitter.

Dalam akun menfes dan populer Twitter terlihat warganet merasa pemberlakuan New Normal terlalu dini. Menurutnya tidak sedikit warganet memberikan kritik melalui candaan atau bahasa sarkasme.

“Selain itu, banyak juga yang menanggapi wacana ini dengan meme atau gurauan yang tidak berkaitan langsung dengan wacana New Normal," ungkapnya.  

Sebagai kesimpulan dan rekomendasi terkait Penerapan New Normal di Indonesia berdasar analisis, tim peneliti CfDS menyebut terdapat kebingungan dalam masyarakat mengenai protokol pelaksanaan New Normal. Tim peneliti CfDS juga melihat bahwa beberapa unsur masyarakat menilai bahwa masih terlalu dini untuk memulai penerapan New Normal.

“Karena itu pengkajian ulang terkait penerapan New Normal perlu dilakukan beserta dengan perumusan protokol New Normal yang lebih komprehensif dan mendetail untuk menghindari kebingungan dan kesalahpahaman dari masyarakat," terangnya.

Ia mengakui twitter bisa menjadi alat untuk mengukur apa yang terjadi di masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat meskipun tidak mewakili semuanya. Pengguna Twitter berusia 18-34 tahun di Indonesia dan ini tetap bisa menjadi bahan pertimbangan pemerintah sebab pengguna medsos di Indonesia mencapai 150 juta dan pengguna twitter 55 juta yang aktif setiap hari.

“Soal New normal memang ada yang memakai ini sebagai candaan karena tidak mengetahui secara utuh apa itu new normal, dan mereka hanya ingin ini sebagai bahan candaan saja," ucapnya.

Diah Angendari peneliti CfDS menyatakan riset dilakukan dengan mengambil data dari berita daring dan Twitter dengan periode waktu 7 Mei hingga 5 Juni 2020. Hingga dilakukannya riset ini, pemberlakuan wacana New Normal di Indonesia didasarkan setidaknya atas 9 surat edaran dan keputusan antar Kementerian dan Lembaga

“Pemerintah Indonesia menggunakan 3 pendekatan dan 11 indikator kesehatan daerah dalam memberlakukan wacana New Normal," ujarnya.

Diah menjelaskan dari 9.236 artikel berita daring oleh berbagai media resmi yang terdaftar dalam Dewan Pers, tim peneliti CfDS menemukan bahwa pemberitaan New Normal didominasi oleh optimisme dari sektor ekonomi dan bisnis. Hal ini berbeda dengan para pemangku kepentingan di bidang kesehatan yang menyatakan bahwa penerapan New Normal di Indonesia dianggap terlalu dini.

“Penggunaan istilah New Normal juga seringkali didapati digunakan dalam ‘bingkai’ yang cukup positif, sedangkan pelonggaran PSSB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mendapat makna negatif. Padahal, kedua istilah tersebut merupakan hal yang sama karena pemberlakuan New Normal ditandai dengan adanya pelonggaran PSBB,” ungkapnya.

Penulis : Agung Nugroho
Foto    : ayosemarang.com

Berita Terkait

  • Kepatuhan Jalankan Protokol Kesehatan Kunci Tarik Kepercayaan Wisman

    Thursday,02 July 2020 - 15:59
  • Tim KKN-PPM UGM Edukasi Kurban Aman di Era New Normal

    Tuesday,28 July 2020 - 14:21
  • 60 Persen Warga DIY Setuju Penerapan New Normal

    Friday,29 May 2020 - 10:56
  • Protokol Kyoto Tidak Berjalan Efektif

    Wednesday,31 March 2010 - 16:06
  • UGM Siapkan Infrastruktur Pendukung Menuju New Normal

    Friday,05 June 2020 - 12:17

Rilis Berita

  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria
  • Rektor UGM: Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Refleksikan Nilai Luhur Pancasila 01 June 2023
    UGM melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6) di halaman Balairung UGM. U
    Ika
  • Berharap Pemilu Aman Tanpa Residu Polarisasi dan Konflik Sosial 31 May 2023
    Keinginan presiden memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual