Kebijakan dividen, dinilai Mutamimah SE MSi, dapat dipergunakan sebagai mekanisme pengurang konflik keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan minoritas, baik pada struktur kepemilikan terkonsentrasi tinggi maupun rendah. Sementara, kebijakan utang kurang efektif, bila digunakan sebagai mekanisme pengurang konflik keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan minoritas, baik pada struktur kepemilikan terkonsentrasi tinggi maupun rendah.
Demikian kesimpulan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, saat ujian doktor di Sekolah Pascasarjana UGM, Jum’at, (10/11). Dengan promotor Prof Dr Mas’ud Machfoedz MBA dan ko-promotor Dr Suad Husnan MBA serta Dr Mamduh M Hanafi MBA, promovenda mempertahankan desertasi berjudul “Kebijakan deviden, Utang dan Investasi Sebagai Mekanisme Pengurang Konflik Keagenan Antar Pemegang Mayoritas dengan Minoritasâ€.
“Hal ini karena utang perusahaan-perusahaan sangat tinggi, yang ditunjukkan dengan rata-rata pada struktur kepemilikan terkonsentrasi tinggi maupun rendah, lebih besar dari rata-rata utang industri’†ujar Mutamimah.
Dalam pandangannya, kebijakan investasi juga kurang efektif, sebagai mekanisme pengurang konflik keagenan. Menurut Mutamimah, kebijakan investasi cenderung digunakan sebagai sarana ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas terhadap pemegang saham mayoritas.
“Ekspropriasi lebih besar terjadi pada struktur kepemilikan terkonsentrasi tinggi dibanding pada struktur kepemilikan terkonsentrasi rendah,†tandas perempuan kelahiran Pacitan 13 september 1967, yang berhasil lulus doktor UGM dengan predikat sangat memuaskan. (Humas UGM).