Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Sleman mengadakan kegiatan skrining Covid-19 untuk tenaga kesehatan puskesmas dan komunitas di Kabupaten Sleman. Kegiatan skrining Covid-19 atau deteksi cepat ini menggunakan RDT RI-GHA Covid-19 karya bersama tim peneliti FKKMK UGM, Laboratorium Hepatika Mataram, Nusa Tenggara Barat dan Universitas Airlangga Surabaya.
Pembukaan kegiatan skrining Covid-19 untuk tenaga kesehatan puskesmas berlangsung di Puskesman II Mlati, Sleman dengan dihadiri Bupati Sleman, Drs. H. Sri Purnomo, M.Si, Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D, Dekan FKKMK, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., PhD, dan tim peneliti.
Tujuan dari deteksi cepat di puskesmas ini untuk mengetahui status Covid-19 para tenaga kesehatan agar fasilitas pelayanan kesehatan dapat terbebas dari stigma dan dapat memastikan keamanan pelayanan bagi masyarakat umum. Kegiatan semacam ini perlu terus dilakukan agar masyarakat dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan.
Pelaksanaan rapid test untuk para tenaga kesehatan di puskesmas dengan RDT-GHA Covid-19 menurut rencana akan dilakukan di 25 puskesmas di Sleman. Hal ini dilakukan mengingat berkembangnya kasus Covid-19 di Indonesia dan di wilayah DIY khususnya yang membuat masyarakat menjadi semakin takut untuk mengakses pelayanan kesehatan.
Dekan FKKMK, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D., mengatakan wabah Covid-19 memberikan hikmah tersendiri, salah satunya memacu banyak pihak berpikir inovatif bagaimana cara menolong diri sendiri.
“Banyak inovasi muncul dalam situasi keterbatasan wabah pandemi Covid-19, salah satunya alat yang dikembangkan oleh tim FKKMK UGM, Airlangga dan Universitas Mataram yaitu alat rapid tes yang diberi nama GHA Covid-19, yang menunjukan kepanjangan Gadjah Mada Hematika Airlangga. Ini rapid test yang dikembangkan bersama-sama anak bangsa Indonesia,” katanya, di Puskemas Mlati II, Kamis (18/6).
Ia berharap dengan dilakukan tes dengan alat ini kepada petugas kesehatan di puskesmas maka puskesmas-puskesmas mendapat jaminan kesehatan dan para petugas kesehatan dapat diketahui statusnya serta aman sehingga hal ini berdampak masyarakat tidak takut lagi berkunjung ke fasilitas kesehatan.
Bupati Sleman, Drs. H. Sri Purnomo, M.Si., menyambut baik pelaksanaan rapid test untuk petugas kesehatan puskesmas-puskesmas di Sleman. Ia berharap alat rapid test RDT-GHA Covid-19 dapat diperbanyak sesuai dengan standar WHO.
Dengan alat rapid test yang harganya lebih murah tentu akan lebih terjangkau dan bisa dilakukan tes dimana-mana. Dengan alat yang lebih sederhana diharapkan masyarakat yang ada di Yogyakarta dan di Indonesia banyak yang bisa melakukan rapid test sehingga statusnya semakin jelas disaat memasuki new normal.
“Covid-19 ada di sekitar kita dan tidak perlu takut untuk bekerja dan menjalankan roda perekonomian, ketika kita tahu cara pencegahannnya. Tentunya cara-cara semacam ini memberi rasa aman pada orang tua yang menyekolahkan anaknya di Yogyakarta karena sebentar lagi kita akan menyambut datangnya para mahasiswa baru,” tuturnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D., menyatakan terima kasih kepada para peneliti yang tanpa kenal rasa lelah terus menjalankan penelitian terhadap alat ini di tengah masa pembatasan maksimal.
“Terima kasih kepada Bupati Sleman dan jajaran yang bersedia bekerja sama dalam menerapkan hasil penelitian dari UGM,” ucapnya.
RI-GHA COVID-19 merupakan sebuah alat deteksi dini berbasis antibodi. Keunggulan alat rapid tes untuk Covid-19 ini adalah cepat, hasil dapat dibaca dalam 15 menit, spesifik, mudah digunakan. Biaya produksi terjangkau dan dalam jangka panjang, RI-GHA COVID-19 dapat mendukung pemantauan perkembangan Covid-19 di Indonesia seperti untuk upaya contact tracing dan surveilans.
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof. Sofia Mubarika Haryana., salah satu peneliti., mengatakan pembuatan inovasi uji diagnosis cepat (rapid diagnostic test/ RDT) Covid-19 yang berbasis antibodi untuk mendeteksi IgM dan IgG yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan Covid-19.
“Disamping untuk skrining, GHA COVID-19 dapat juga digunakan untuk memonitor OTG, ODP, PDP, atau pasca infeksi. Selain biayanya yang murah, rapid diagnostic test ini memiliki kelebihan dapat deteksi cepat 5-10 menit, mudah, praktis, sensitivitas yang tinggi serta sangat spesifik,” terangnya.
Sebagian bahan, katanya, masing mendatangkan dari luar dengan perbandingan 50:50 sehingga alat rapid test inipun jauh lebih murah. Ia berharap dengan adanya RI-GHA Covid-19 di fasilitas layanan kesehatan dan komunitas maka tidak ada lagi pasien yang terlambat ditangani.
“Awal kita memproduksi 10 ribu, dan selanjutnya kita akan memperbesar produksi, dan Departemen Kesehatan sudah memesan 2 juta,” imbuhnya.
Beberapa peneliti lain yang terlibat mengembangkan RI-GHA COVID-19 yaitu Prof. dr. Tri Wibawa, ahli virologi sekaligus Guru Besar FK-KMK UGM, Prof. Mulyanto, Alumni FK-KMK UGM yang juga seorang peneliti Laboratorium Hepatika Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ada pula Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, ahli Virologi dan Prof. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto