Penggemukan ternak menjadi perhatian para peternak terutama menjelang momen-momen tertentu seperti Idul Adha. Dalam penggemukan ternak, pemberian pakan yang optimal menjadi kunci utama keberhasilan. Hal tersebut dikupas dalam Obrolan Peternakan edisi ke-3 tanggal 20 Juni 2020 yang diselenggarakan Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan (Fapet) UGM.
Dr. Ir. Bambang Suwignyo, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN. Eng., salah satu narasumber yang juga Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Fapet UGM, mengatakan pelet pakan hijauan dapat menjadi pilihan pakan dengan berbagai keunggulan.
Gulma sebagai sumber bahan pakan utama untuk membuat pelet pakan hijauan adalah jenis bahan pakan yang lebih tahan terhadap situasi ekstrem, yaitu panas dan air yang sedikit (musim kemarau) dibandingkan dengan rumput konvensional sehingga hampir pasti tersedia/tumbuh sepanjang tahun.
“Pelet pakan hijauan juga mengandung serat protein kasar tinggi lebih dari 20 persen karena campurannya dapat didesain dengan komponen utama yang dominan yaitu rumput gulma bernutrisi tinggi,”kata Bambang, Selasa (30/6).
Ia menjelaskan kadar nutrisinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan pakan. Pada kadar protein kasar yang sama, pelet pakan hijauan lebih murah dibandingkan dengan konsentrat komersial. Pelet pakan hijauan ini dapat berupa murni hijauan atau dicampur bekatul atau konsentrat.
Menurut Bambang pelet hijauan pakan memperkecil peluang pakan tersisa karena ternak tidak dapat memilih. Jika pakan diberikan dalam bentuk hijauan, akan banyak yang tersisa karena ternak memilih yang dimakan.
“Pakan yang tidak terpilih akan terinjak ternak, bercampur dengan kotoran, dan menumpuk,”urainya.
Cara pembuatannya pun sangat mudah. Hijauan dicampur dan dimasukkan ke dalam mesin kemudian dikeringkan selama 2—3 hari jika panas terik. Setelah kering, warnanya menjadi hijau kecoklatan. Semakin tinggi kadar konsentrat, warna pelet makin cerah. Setelah itu, pelet paling baik disimpan di dalam drum plastik karena kedap air, kuat, dan ukuran dapat dipilih.
Bentuk pelet juga menjadi kompak tidak voluminous (rowa) sehingga mudah dipacking dan dimobilisasi. Sangat cocok untuk penanganan ternak dalam program rescue, misalnya bencana erupsi Merapi atau Gunung Agung beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Ristianto Utomo, SU, dosen di Laboratorium Teknologi Makanan Ternak Fapet UGM mengungkapkan alternatif lain pakan berkualitas adalah pakan komplet fermentasi.
Pakan komplet fermentasi merupakan hasil fermentasi dari pakan komplet dengan menggunakan mikrobia sebagai inokulan dan molases sebagai substrat. Proses fermentasi dapat menaikkan kecernaan pakan dan meningkatkan kualitas pakan. Selain itu, pakan komplet fermentasi dapat dibuat dalam jumlah yang banyak sehingga peternak memiliki cadangan pakan. Dengan demikian, peternak tidak perlu mencari pakan setiap hari.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, M.Sc., IPU., ASEAN. Eng, dosen di Laboratorium Biokimia Nutrisi Fapet UGM yang menjadi inventor dan pengembangan bakteri asam laktat, memaparkan tidak hanya secara ilmiah, namun juga pengalamannya mengimplementasikan hebatnya mikrobia ke dalam ternak domba.
Penulis: Satria
Foto: Fapet UGM