Fakultas Farmasi UGM menggelar seminar daring dengan tajuk “Qulitative Research in Pharmacy Practice” pada Selasa (30/6). Seminar ini digelar melalui platform Zoom dan disiarkan langsung melalui saluran Youtube Kanal Pengetahuan Farmasi UGM.
Dua pembicara dihadirkan untuk mengisi seminar ini. Pembicara pertama adalah Prof. Dra. RA. Yayi Suryo P., M.Si., Ph.D. (Guru Besar FKKMK UGM) yang memaparkan topik “Overview Metodologi Penelitian Kualitatif”. Pembicara kedua adalah Dr. Anna Wahyuni Widayanti, MPH., Apt. (Dosen Farmasi UGM) dengan topik pemaparan “Penerapan Metode Kualitatif dalam Penelitian di Bidang Farmasi Sosial”.
Latar belakang Fakultas Farmasi UGM menggelar seminar ini karena melihat dalam era patient center care saat ini, seorang farmasis dituntut untuk memahami situasi yang tidak hanya berfokus pada obat semata. Namun, banyak aspek lain yang sering tidak tertangkap oleh farmasis. Situasi ini seperti aspek sosial, budaya, dan psikologis.
Dekan Farmasi UGM, Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, S.Si., M.Si., Apt., dalam sambutannya, menyatakan bahwa pendidikan farmasi, terdapat lima pilar, yakni life sciences, pharmaceutical sciences, pharmaceutical industy, clinical pharmacy, dan social pharmacy atau pharmacy practice. Ia menyebut situasi yang disebutkan tadi sebenarnya termasuk dalam social pharmacy.
Akan tetapi, Agung mengaku ahli dalam pilar farmasi itu belum banyak. Hal itu karena pilar tersebut tidak seperti lainnya yang cenderung kuantitatif dalam penelitiannya. Sementara untuk farmasi sosial, peneletiannya berlangsung secara kualitatif.
Oleh karena itu, Agung mengajak para farmasis untuk mengembangkan cabang tersebut. “Kami memulainya dengan membahas hal dasar untuk memahaminya yakni dengan pertama-tama menguasai metode penelitian kualitatif,” terangnya.
Agung berharap dengan penguatan pilar farmasi praktis ini, keempat pilar lainnya juga akan semakin kuat. Jika kelima pilar tersebut kuat maka profesi dan pendidikan farmasi juga akan semakin kokoh. Dengan hal itu pula apoteker-apoteker yang dihasilkan juga akan semakin andal dan profesional.
“Jika nantinya ada diskusi peran-peran apoteker di beberapa lapangan pekerjaan maka mereka dapat menerangkan tidak hanya obat saja. Namun, juga konteks kenapa obat tersebut dibutuhkan dan dibuat. Dengan demikian profesi apoteker akan semakin dibutuhkan sejawat dan kolega lainnya,” pungkasnya.
Penulis: Hakam
Foto: Biofar.id